Palu (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadikan Pondok Pesantren (Ponpes) Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo, untuk tempat percontohan Holding Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren).

“Ide saya untuk dibuat di Alkhairaat. Ternyata benar banyak yang mendukung, sumber daya manusia (SDM) ada, santrinya ada, permintaan gampang dan belajarnya juga tidak terlalu sulit," kata Kepala BI Sulteng Rony Hartawan di Sigi, Sulteng, Sabtu.

Hal itu disampaikan Rony saat meresmikan penggunaan barbershop atau usaha pangkas rambut pria bantuan dari BI Sulteng. Peresmian itu turut disaksikan Pimpinan Ponpes Madinatul Ilmi Dolo Habib Sayyid (HS) Ali Hasan Aljufri.

Menurut dia, ide pemberian bantuan itu berdasarkan pengalaman dari tempatnya bertugas sebelumnya. Dimana barbershop merupakan salah satu bentuk usaha yang paling mudah, dan kebutuhannya ada di lingkungan santri sehingga lebih mudah untuk dikelola.

Selain bantuan barbershop, BI Sulteng juga memfasilitasi trainer agar nanti santri-santrinya sendiri yang langsung mengelola.

“Jadi pada saat mereka selesai dari Ponpes, tidak hanya siap kerja, tapi juga siap untuk berwirausaha,” katanya menegaskan.

Selain barbershop ini, di bagian pondok putri juga ada bantuan dari BI Sulteng berupa salon kecantikan yang diharapkan bisa mengembangkan kemampuan para santri untuk usaha make up artis.

Di tempat yang sama, Pimpinan Ponpes Alkhairaat Madinatul Ilmi HS Ali Hasan Aljufri menyampaikan terima kasih kepada BI Sulteng yang telah berkontribusi dalam membangun kemandirian pesantren.

“Saya tidak sangka Kepala BI bisa hadir, waktunya sudah lama kita atur untuk acara semacam silaturahmi, berbincang bersama dengan BI dan juga Pak Karman Karim yang diharapkan bisa membantu kita ke depan dalam rangka pengembangan pondok pesantren ini,” kata Habib Ali.


 

Pewarta : Fauzi
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024