Banda Aceh (ANTARA) - Panitia pelaksana cabang arung jeram PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 menyebutkan, pemasukan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan pelaku usaha kaki lima mencapai lebih dari Rp800 juta selama sembilan hari perlombaan arung jeram di Aceh Tenggara.
 

Dalam keterangan yang diterima di Banda Aceh, Jumat, panitia mencatat sebanyak 60 stan UMKM dan 70 pedagang kaki lima turut meramaikan perlombaan selama sembilan hari di Sungai Alas Ketambe dan Sungai Mamas Jambur Mamang, Aceh Tenggara.

Untuk enam hari perlombaan di Sungai Alas, total pemasukan yang diperoleh UMKM dan kaki lima sebanyak lebih dari Rp500 juta. Sedangkan tiga hari perlombaan di Sungai Mamas, dihasilkan pemasukan yang mencapai hampir Rp300 juta. Jumlah itu didasarkan pada perhitungan dari Dinas Koperasi setempat.

Menurut panitia, peningkatan pemasukan UMKM dan pedagang kaki lima itu didorong oleh tingginya tingkat kunjungan masyarakat ke dua venue pertandingan arung jeram yakni mencapai lebih dari 30 ribu pengunjung.



Hari terakhir pertandingan di Sungai Mamas, Kamis (19/9), menjadi hari dengan jumlah kunjungan terbanyak menembus 25.700 pengunjung, dengan jumlah kendaraan 18.200 buah yang terdiri dari 15.600 kendaraan roda dua dan 2.600 kendaraan roda empat.

Atas hasil tersebut, Pengurus Besar Federasi Arung Jeram Indonesia (PB FAJI) mengapresiasi kerja keras dari semua pihak, terutama pemerintah daerah (Pemda) Aceh Tenggara yang dinilai telah memberikan dukungan yang luar biasa.

"Kami mengapresiasi atas respon cepat atas kebutuhan dan kendala selama menggelar pertandingan PON di sini. Sehingga kami (panitia pelaksana) bisa mengatasi semua persoalan dan kegiatan perlombaan bisa berjalan lancar,” kata Technical Delegate Cabang Arung Jeram PON XXI sekaligus Ketua Harian PB FAJI Amalia Yunita.

Ia berpesan agar para pemangku kepentingan yang terkait dengan keberlangsungan Sungai Alas dan Sungai Mamas tetap menjaga kelestarian. Menurut Amalia, sungai tersebut layak untuk dijadikan venue event internasional, bahkan sekelas World Championship (Kejuaraan Dunia).



Sementara itu, Panitia Pengawas dan Pengarah (Panwasrah) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI Pusat) Irfan Bachtiar menilai, perlombaan arung jeram PON XXI di Aceh Tenggara memiliki kesiapan yang terbaik.

"Sepekan sebelum dibuka (perlombaan arung jeram), Sekda Provinsi mengatakan jika kesiapan Aceh Tenggara sebagai tuan rumah adalah yang terbaik,” kata Irfan.

Pada saat asesmen manajemen risiko yang dilakukan kepolisian, Irfan menyebutkan bahwa Aceh Tenggara mendapatkan skor tertinggi. Ini berarti venue di Aceh Tenggara paling berisiko tetapi memiliki manajemen risiko terbaik.

Ia mengaku belum pernah menemukan aset seperti Sungai Alas Ketambe dan Sungai Mamas Jambur Mamang, dengan kelengkapan fasilitas serta sumber daya manusia.

“Terus terang saja, PON kali ini tidak hanya di Aceh dan Sumatera Utara (pusat kota), tetapi juga di Aceh Tenggara. Terbukti Pj Gubernur Aceh datang langsung membuka kegiatan perlombaan PON di Aceh Tenggara, tidak ada daerah lain," kata Irfan.
 


 

Pewarta : Rizka Khaerunnisa
Editor : Andriy Karantiti
Copyright © ANTARA 2024