Palu (ANTARA) -
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Jawa Tengah membangun kolaborasi untuk mengawasi peredaran benih tanpa sertifikasi masuk ke Sulteng maupun sebaliknya, karena dianggap merugikan daerah dan petani.
 
"Kebanyakan benih hortikultura masuk ke Sulteng berasal Jawa Tengah, sehingga kedua belah pihak perlu pengawasan lebih intensif," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng Nelson Metubun di Palu, Sabtu.
 
Ia menjelaskan kegiatan pengawasan telah ditugaskan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih (BPMSB) milik Dinas TPH Sulteng sebagai lembaga yang berkompeten dalam bidangnya.
 
Di samping itu, kedua belah pihak juga melakukan upaya inovasi dalam pengembangan sektor pertanian, khususnya peningkatan kualitas tanaman melalui sertifikasi benih hortikultura.
 
"Kualitas produk diakui secara pasar nasional maupun global harus memenuhi standar Good Agriculture Practices (GAP) atau cara budi daya pertanian yang baik, termasuk standar Good Handling Practices (GHP) sesuai Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2009 tentang pedoman budi daya buah dan sayur yang baik," paparnya.
 
Ia mengemukakan pihaknya dan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa Tengah telah melakukan pertemuan pada Selasa (14/10) di Solo membahas penguatan sertifikasi benih hortikultura, pengawasan peredaran benih hortikultura, kultur jaringan termasuk kunjungan di produsen hortikultura.
 
Sebab banyak benih tanaman hortikultura masuk ke Sulteng yang tidak memiliki dokumen dan label, terutama benih durian.
 
"Tahun 2022 kami memusnahkan bibit durian tidak bersertifikat berasal dari Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah sebanyak 4 ribu pohon dengan cara dibakar di Kabupaten Tojo Una-una Sulawesi Tengah," ujarnya.
 
Lebih lanjut dikemukakannya beberapa tahun terakhir Sulteng membeli benih durian jenis Musang King (MK) Hortimart asal Jawa Tengah kurang lebih 50 ribu pohon, kemudian benih Kelengkeng kurang lebih 30 ribu pohon, dan Alpukat Var Kendil 20 ribu pohon.
 
"Sulteng optimis menjadi daerah penyangga pangan Ibu Kota Nusantara (IKN), dan Sulteng juga sedang mempersiapkan sebagai daerah pertama melakukan ekspor durian ke Tiongkok yang dijadwalkan pada Januari 2025," tutur Nelson.

 

Pewarta : Mohamad Ridwan
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024