Sigi, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi, Sulawesi Tengah bersinergi dengan Wanita Islam Alkhairaat (WIA) setempat untuk rutin melakukan sosialisasi bahaya pernikahan dini dan penyakit kanker serviks bagi perempuan di daerah setempat.

Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta di Baliase, Senin, mengatakan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam pencegahan pernikahan dini sebagai salah satu sebab terjadinya kanker serviks pada perempuan.
 
"Penanganan dan pencegahan pernikahan dini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah daerah, orang tua, dan masyarakat," kata Irwan Lapatta.
 
Ia mengemukakan pernikahan dini memiliki dampak yang sangat buruk baik pada sisi psikologis maupun pada ekonomi dan kesehatan.
 
"Harapannya kerja sama seluruh pihak untuk gencar mensosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya pernikahan dini ini, termasuk ke sekolah-sekolah," ucapnya.
 
Ia menuturkan pernikahan dini juga sebagai faktor penyebab terjadinya stunting.
 
"Tentunya pernikahan dini ini salah satu yang harus mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak," ujarnya.
 
Menurutnya bahaya pernikahan dini disebabkan perempuan yang masih berusia dini secara psikologis belum matang dan siap.
 
"Terlebih biasanya belum memiliki pengetahuan yang cukup terkait kehamilan dan pola asuh anak yang baik dan benar," sebutnya.
 
Berdasarkan data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sigi, angka stunting di wilayah itu sejak tahun 2021 sampai 2023 berhasil turun mencapai 26,4 persen.
 
Selanjutnya pada tahun 2022 angka stunting turun dari 40,7 persen menjadi 36,8 persen dan tahun 2023 turun sebanyak 10,4 persen menjadi 26,4 persen.
 
Saat ini Kabupaten Sigi berada di urutan keenam untuk kasus stunting se-Sulawesi Tengah.



 

Pewarta : Moh Salam
Editor : Andilala
Copyright © ANTARA 2024