Malang (antarasulteng.com) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengemukakan tol Trans Jawa akan beroperasi seluruhnya dari Jakarta hingga Surabaya pada pengujung tahun 2018 karena saat ini sudah dalam proses pengerjaan.

"Saat ini pembebasan lahan di ruas tol Salatiga-Solo sudah selesai seluruhnya dan pengerjaan konstruksinya sudah sekitar 10 persen," kata Basuki di sela membuka Konferensi Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Migas Indonesia (IAFMI), dan Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) di salah satu hotel di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa. 

Untuk mengejar target akhir 2018, katanya, Kementerian PUPR akan menggenjot pengerjaan ruas tol tersebut. 

"Jadi saya kira, target jalan tol Trans Jawa nyambung sampai Surabaya sepanjang 660 kilometer di akhir tahun depan, itu realistis," kata Basuki.

Ia menargetkan jalan tol Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono-Mojokerto-Surabaya akan selesai 2018 sehingga Jakarta-Semarang-Solo-Surabaya-Probolinggo nanti juga selesai 2018, Probolinggo-Banyuwangi selesai 2019.

Basuki juga mengatakan secara nasional, pemerintah akan membuat jalur Trans Jawa sepanjang 660 kilometer, Trans Papua sepanjang 4.350 kilometer dan Trans Sumatera sepanjang 2.900 kilometer. Meski tak mengungkap kepastian selesai proyek nasional itu, Basuki mengaku proyek tersebut akan diselesaikan secara bertahap.

"Kalau Trans Sumatera tidak tahun ini karena cukup berat, sedangkan Trans Papua sepanjang 4.350 kilometer itu mudah-mudahan tahun 2019 sudah tuntas pengerjaannya. Namun, yang pasti tahun depan infrastruktur akan lebih baik dibanding tahun ini," ucapnya. 

Sementara itu, untuk jalan tol Malang-Pandaan juga akan bisa digunakan sebelum Lebaran tahun depan. Ia berharap ini, kehadiran tol tak hanya difungsikan untuk memecah kepadatan jalan saja, juga prospek ekonomi yang tinggi dengan adanya kelancaran jalur transportasi barang. 

"Mudah-mudahan sudah bisa dioperasikan sebelum Lebaran tahun depan," katanya.

Sementara itu dalam sambutan pembukaan konferensi tersebut, Basuki mengatakan ranking pembangunan infrastruktur, baik jalan maupun jembatan, Indonesia sudah naik ke posisi 60 dari sebelumnya posisi 82. 

"Namun, bapak Presiden Joko Widodo minta terus digenjot agar mampu memperbaiki posisi, minimal posisi 40," ujarnya.

Pada kesempatan itu Basuki minta Ikatan Kebumian menjadi garda depan untuk memandu proses pembangunan infrastruktur di Tanah Air, tidak hanya sebagai pendukung, tetapi terlibat langsung untuk menentukan titik-titik hambatan dalam proses pembangunan ditinjau dari geologinya.

Tantangan Kebumian saat ini, katanya, memang cukup berat, di antaranya gempa bumi. Dari data terkini (2017) ada 245 patahan (sesar) yang menjadi sumber gempa. Pada tahun 2010, peta gempa hanya memunculkan 81 sesar.

"Tantangan lainnya adalah gunung api yang cukup banyak dan masih aktif, curah hujan tinggi yang harus dikelola dengan baik. Oleh karena itu, harus membangun waduk untuk mengelola dan menampung air hujan tersebut. Kita akan selesaikan pembangunan 65 waduk," ucapnya. (skd)

Pewarta : Endang Sukarelawati
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024