Palu (Antarasulteng.com) - Kondisi geologis wilayah Morowali yang terdiri atas gunung, lembah, dan sungai yang secara fisik memisahkan lokasi tempat tinggal penduduk di daerah kepulauan dengan sekolah, pasar, serta pemukiman lain, secara alami memerlukan jembatan penyebarangan.

Jembatan merupakan salah satu infrastruktur dasar yang berfungsi meneruskan jalan melalui suatu rintangan seperti sungai dan lembah sehingga lalu lintas jalan tidak terputus olehnya.

Pemilihan bentuk jembatan sangat dipengaruhi oleh kondisi dari lokasi jembatan tersebut. Pemilihan lokasi tergantung medan dari suatu daerah dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di daerah dengan konstruksi jembatan harus layak dan ekonomis agar segala aspek kehidupan didaerah terpencil dpat berjalan sama seperti daerah lainnya.

Guna menjawab masalah tersebut, Program TNI Manunggal Membangun Desa ke-100 (TMMD) yang digelar oleh Kodim 1311/Morowali, secara aktif membangun jembatan yang terutama diperuntukkan masyarakat di Desa Mamosolato, Kec. Winangabino, Kab Morowali Utara.

Kendala minimnya kendaraan roda empat untuk mengangkut bahan bangunan di daerah tersebut, tidak membuat patah semangat para anggota Satgas dan masyarakat untuk berinisiatif menggunakan traktor dan gerobak agar pekerjaan tidak tertunda.

Tampak lokasi pekerjaan fisik pembangunan Deker Plat Bentangan (jembatan beton), salah satu sasaran fisik TMMD Kodim 1311/Morowali bersama dan warga terus bahu-membahu untuk mengangkat bahan material pengecoran jembatan.

"Tak ada rotan akarpun jadi, tak ada kendaraan, gerobakpun ahli," ujar Hamid, seorang warga yang ikut membantu Satgas TMMD. (Penrem 132/Tdl)

Pewarta :
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024