Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Tengah Yanmar Nainggolan di Palu, Selasa, mengatakan Sulteng memiliki setidaknya 10 potensi mineral logam yang memiliki nilai jual tinggi.

"Yang ungulan masih nikel," kata Yanmar yang dihubungi di Palu, Kamis.

Dia menjelaskan saat ini nikel diolah di Kabupaten Morowali, khususnya dalam Kawasan Indonesia Morowali Industri Park (IMIP). Selain itu potensi nikel juga terdapat di Kabupaten Banggai.

Kemudian galena yang berasosiasi dengan seng (Zn), tersebar di Kabupaten Tolitoli, Kecamatan Dondo dan Galang dengan potensi cadangan sekitar 100 juta ton, pada kadar di bawah 35 persen dengan luas areal di atas 1.500 hektare.

Penyebaran galena juga ada di Kabupaten Buol, Kecamatan Bunobogu dan Paleleh dengan cadangan sekitar 56 juta ton pada kadar di atas 45 persen. Selanjutnya di Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong, jenis mineral ini juga ditemukan.

Galena merupakan bijih utama timbal (timah hitam) dan ditambang dari sejumlah besar deposit di banyak negara. Galena banyak ditemukan dalam batuan beku dan metamorf.

Selanjutnya potensi mineral emas di Kabupaten Parigi Moutong, Buol, Banggai, Poso hingga Kota Palu. Di Buol, potensi emas tersedia di Desa Lintidu, Kecamatan Paleleh dan Lokodoka pegunungan di Kecamatan Bulagidun. Diperkirakan cadangan sekitar 15 juta ton gabungan emas dan tembaga.

"Di Kota Palu, potensi terbesar di seluruh kawasan perbukitan daerah Kelurahan Poboya, Kawatuna, Lasoani, Talise dengan cadangan terkira 1,5 juta ons emas," ujarnya.

Selanjutnya potensi bijih kromit atau kromium terdapat di Kabupaten Poso, Kecamatan Lage dengan cadangan biji kromium sekitar 67 ribu ton. Potensi lainnya tersebar di Kabupaten Morowali, Kecamatan Bungku Utara, Bungku Tengah dan Bungku Barat.

Potensi mineral tembaga, tersebar di daerah Bulagidun, Kecamatan Bunobogu, pada pegunungan Paleleh, dengan potensi biji tembaga sekitar 14,4 juta ton, serta logam tembaga sekitar 87.840 ton.

Potensi selanjutnya molibdenium yang dijumpai pada pegunungan sebelah Barat Desa Malala, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli, dalam urat-urat endapan porfiri pada diorit kuarsa, dengan ketebalan bervariasi antara 4 hingga 20 centimeter, pada kedalaman di atas 200 meter. Diperkirakan memili potensi biji Molibdenium sekitar 85 juta ton.

Potensi lainnya yakni pasir besi dan bongkah hematit dan magnetit, berada disepanjang tepi pantai Ulubongka, dengan kadae dibawah 50 persen. Mineral ini juga ditemukan di Kabupaten Buol yang bercampur titanium, pada tepi pantai Bunobogu-Oyak Timbulon.

Selanjutnya di Kabupaten Morowali, pasir hitam juga ditemukan di sepanjang pantai Topogaro, Kecamatan Bungu Barat dengan kadar antara 51 hingga 69 persen.

Kemudian mineral Hematit ditemukan di Kabupaten Buol pada Bukit Paleleh Tua, Kecamatan Paleleh. Mineral ini juga ditemuan di Sungai Kamonji, Desa Malei, Kecamatan Balaesang, Tanjung Manimbaya, Kabupaten Donggala.

Kemudian mineral Mangaan dapat ditemukan di Kecamatan Tinombo Selatan, Kabupaten Parigi Moutong dan Desa Masewe Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso.

Mineral wolfram biasanya terdapat pada urat kuarsa dan pegmatit yang berasosiasi dengan granit. Ini ditemukan di Desa Tamadue, dan Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso.

Pemerintah Provinsi Sulteng mengajak para investor untuk menggarap potensi mineral ini bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat, katanya. (skd) 

Pewarta : Fauzi
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2024