Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah mengatakan setiap warga negara Indonesia wajib memegang teguh nilai-nilai kebangsaan dalam interaksi sosial.
"Di tengah dinamika global dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan tantangan sosial yang semakin kompleks, kita dihadapkan pada berbagai potensi pergeseran nilai kebangsaan, maka sebagai anak bangsa seharusnya mengedepankan nilai-nilai luhur," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palu Anayar Sutiadi pada kegiatan dialog kebangsaan di Palu, Rabu.
Menurut dia nilai-nilai luhur tidak hanya sekedar diucapkan, harus dibarengi dengan sikap dan tindakan untuk kepentingan menjaga perdamaian dan keutuhan negara.
Maka dialog kebangsaan bukan hanya sekedar bertukar pikiran, tetapi memiliki makna yang sangat strategis khususnya dalam memperkuat nilai-nilai persatuan, toleransi, dan semangat kebhinekaan di tengah masyarakat Kota Palu yang majemuk.
Oleh karena itu, dialog seperti ini menjadi ruang yang sangat penting untuk mempertemukan berbagai pandangan, memperkuat pemahaman kebangsaan maupun membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kota Palu sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai toleransi, kebersamaan, dan gotong royong harus menjadi contoh dalam merawat keberagaman," ujarnya.
Perbedaan suku, agama, budaya, maupun pandangan politik tidak boleh menjadi sumber perpecahan, melainkan harus menjadi kekuatan untuk membangun daerah dan bangsa secara bersama-sama.
"Para tokoh masyarakat maupun tokoh agama berperan penting dalam memberikan pemahaman yang utuh kepada masyarakat bahwa keragaman merupakan anugerah dari Tuhan, maka tidak ada yang perlu dipertentangkan. Rakyat Indonesia semuanya bersaudara dalam konteks kebangsaan," tutur Ansyar.
Ia mengemukakan, Pemkot Palu berkomitmen mendukung berbagai upaya penguatan wawasan kebangsaan, bela negara, dan pencegahan potensi konflik sosial, demi terciptanya stabilitas daerah yang kondusif, aman, serta harmonis sebagai fondasi utama pembangunan.
"Dari kegiatan dialog ini diharapkan tercipta rumusan gagasan gagasan konstruktif yang dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat di Kota Palu," kata dia.