Poso (Antaranews Sulteng ) - Bupati Poso Darmin A. Sigilipu menyerahkan bantuan dari Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) kepada Koperasi Azad Perkasa, Kecamatan Poso Pesisir, Senin, berupa excavator, sebuah alat berat penggali tambak yang sangat dibutuhkan oleh petani tambak setempat.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulteng Hasanuddin Atjo yang dihubungi di Palu menyebutkan, bantuan excavator itu berawal dari keberhasilan program mina padi di Desa Lape, Kecamatan Poso Pesisir, yang dibina oleh DKP Sulteng tahun 2016.
"Kita melihat potensi yang besar di Poso Pesisir untuk mengembangkan program mina padi, namun petani di sana masih mengalami keterbatasan alat berat untuk membangun tambak, jadi DKP Sulteng merekomendasikan agar Pemkab Poso mendapat bantuan excavator dan KKP," ujarnya.
Penyerahan bantuan tersebut ditandai pemberian kunci dan dokumen alat berat kepada Ketua Koperasi Azad Perkasa di Jln. Bandara, Kelurahan Mapane, Kecamatan Poso Pesisir.
Camat Poso Pesisir Muchlis Said melaporkan bahwa lokasi tambak yang tergarap di daerahnya saat ini mencapai 291 hektare.
"Dengan bantuan alat berat ini, luas tambak akan bertambah. Kalau selama ini hanya ikan bandeng yang dibudidayakan petani dan hasilnya cukup melimpah, ke depan akan dikembangkan juga komoditi udang," ujarnya.
Bupati Poso Darmin A Sigilipu meminta petani di Poso Pesisir memanfaatkan dengan maksimal alat berat itu untuk meningkatkan ekstensifikasi lahan serta produksi dan produktivitas tambak untuk kesejahteraan rakyat.
Koperasi Azad Perkasa yang akan mengelola alat berat ini untuk kepentingan petani diharapkan melayani kebutuhan petani secara adil berdasarkan musyawarah dan mufakat anggota koperasi dan masyarakat sekitar.
Baca juga: Mina Padi Desa Lape untungkan petani Rp230 juta
Sebelumnya DKP Sulteng melaksanakan program mina padi percontohan yang dibiayai APBD Sulteng 2016 yang melibatkan Pokdakan Berkah, Desa Lape yang mengelola sawah sekitar satu hektare milik 12 petani anggota Pokdakan itu.
Pemprov Sulteng yang memanfaatkan dana APBD 2016, membangunkan kolam budidaya di sekeliling areal persawahan yang terbagi dalam empat petak. Lebar kolam adalah tiga meter dengan kedalaman 1,5 meter. Kolam ini ditebari ikan nila sebanyak 30.000 ekor dan ikan mas 15.000 ekor.
Hasil produksi yang mereka dapatkan berupa ikan nila 3.900 kilogram dengan nilai jual Rp117 juta dan ikan mas 4.875 kg dengan nilai Rp170 juta dan hasil padi Rp16 juta sehingga hasil kotor mencapai Rp303 juta.
"Bila dikurangi dengan ongkos operasional sebesar Rp70 juta, maka keuntungan bersih yang kami peroleh Rp230-an juta, itu belum termasuk hasil tanaman di atas pematang," ujar Suprin, seorang pengurus Pokdakan Desa Lape.
Kalau siklus budidaya ini dilakukan dua kali dalam setahun, maka dari areal sawah satu hektare bisa memetik hasil bersih Rp450-an juta.
Bantuan alat berat untuk membangun tambak disertai dengan pendampingan yang intensif dari dinas terkait, akan mampu meningkatkan areal dan produktivitas mina padi di Poso, sehingga Poso dapat diwujudkan menjadi sentra perikanan budidaya terbesar di Sulteng di masa mendatang, kata Hasanuddin Atjo.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulteng Hasanuddin Atjo yang dihubungi di Palu menyebutkan, bantuan excavator itu berawal dari keberhasilan program mina padi di Desa Lape, Kecamatan Poso Pesisir, yang dibina oleh DKP Sulteng tahun 2016.
"Kita melihat potensi yang besar di Poso Pesisir untuk mengembangkan program mina padi, namun petani di sana masih mengalami keterbatasan alat berat untuk membangun tambak, jadi DKP Sulteng merekomendasikan agar Pemkab Poso mendapat bantuan excavator dan KKP," ujarnya.
Penyerahan bantuan tersebut ditandai pemberian kunci dan dokumen alat berat kepada Ketua Koperasi Azad Perkasa di Jln. Bandara, Kelurahan Mapane, Kecamatan Poso Pesisir.
Camat Poso Pesisir Muchlis Said melaporkan bahwa lokasi tambak yang tergarap di daerahnya saat ini mencapai 291 hektare.
"Dengan bantuan alat berat ini, luas tambak akan bertambah. Kalau selama ini hanya ikan bandeng yang dibudidayakan petani dan hasilnya cukup melimpah, ke depan akan dikembangkan juga komoditi udang," ujarnya.
Bupati Poso Darmin A Sigilipu meminta petani di Poso Pesisir memanfaatkan dengan maksimal alat berat itu untuk meningkatkan ekstensifikasi lahan serta produksi dan produktivitas tambak untuk kesejahteraan rakyat.
Koperasi Azad Perkasa yang akan mengelola alat berat ini untuk kepentingan petani diharapkan melayani kebutuhan petani secara adil berdasarkan musyawarah dan mufakat anggota koperasi dan masyarakat sekitar.
Baca juga: Mina Padi Desa Lape untungkan petani Rp230 juta
Sebelumnya DKP Sulteng melaksanakan program mina padi percontohan yang dibiayai APBD Sulteng 2016 yang melibatkan Pokdakan Berkah, Desa Lape yang mengelola sawah sekitar satu hektare milik 12 petani anggota Pokdakan itu.
Pemprov Sulteng yang memanfaatkan dana APBD 2016, membangunkan kolam budidaya di sekeliling areal persawahan yang terbagi dalam empat petak. Lebar kolam adalah tiga meter dengan kedalaman 1,5 meter. Kolam ini ditebari ikan nila sebanyak 30.000 ekor dan ikan mas 15.000 ekor.
Hasil produksi yang mereka dapatkan berupa ikan nila 3.900 kilogram dengan nilai jual Rp117 juta dan ikan mas 4.875 kg dengan nilai Rp170 juta dan hasil padi Rp16 juta sehingga hasil kotor mencapai Rp303 juta.
"Bila dikurangi dengan ongkos operasional sebesar Rp70 juta, maka keuntungan bersih yang kami peroleh Rp230-an juta, itu belum termasuk hasil tanaman di atas pematang," ujar Suprin, seorang pengurus Pokdakan Desa Lape.
Kalau siklus budidaya ini dilakukan dua kali dalam setahun, maka dari areal sawah satu hektare bisa memetik hasil bersih Rp450-an juta.
Bantuan alat berat untuk membangun tambak disertai dengan pendampingan yang intensif dari dinas terkait, akan mampu meningkatkan areal dan produktivitas mina padi di Poso, sehingga Poso dapat diwujudkan menjadi sentra perikanan budidaya terbesar di Sulteng di masa mendatang, kata Hasanuddin Atjo.
(kiri ke kanan) Ketua Pokdakan Berkah Sarpin Lajiji, Wabub Poso Samsuri, Kadis KP Sulteng Hasanuddin Atjo melaksanakan panen perdana program Mina Padi di Desa Lape, Kecamatan Poso Pesisir, Senin (15/5) (Antarasulteng.com/Rolex)