Palu (Antaranews Sulteng) - Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun (sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali). 
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah Abdul Haris Renggah, SE, menghembuskan nafas terakhir di Yogyakarta, Senin, kota dimana almarhum sedang menjalani perawatan alternatif atas sakit yang dideritanya sejak beberapa bulan terakhir.
Keterangan yang dikumpulkan Antara dari Kepala Bidang Transportasi Darat Dishub Sulteng Sumarno menyebutkan bahwa almarhum Abdul Haris Renggah yang memimpin Dishub Sulteng sejak hampir dua tahun terakhir, menghembuskan nafas pada Senin, sekitar pukul 12.00 Wib.
Sumarno sendiri belum memperoleh informasi pasti apakah almarhum meninggal di rumah sakit atau bukan, cuman yang ia ketahui bahwa dalam beberapa waktu terakhir almarhum menjalani pengobatan alternatif atas penyakit lambung yang dideritanya, setelah menjalani perawatan di RS Medistra Jakarta.
Menurut rencana, jenazah almarhum akan diterbangkan ke Kota Palu melalui Jakarta dan diperkirakan tiba Senin malam dan selanjutnya akan dibawa ke Poso untuk dikebumikan di kampung halamannya.
Kepada Antara, Abdul Haris Renggah pernah menceriteraka bahwa dirinya terserang penyakit asam lambung yang tinggi sehingga ia menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Kota Palu pada 22 Desember 2017, dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Medistra Jakarta.
"Beliau itu memang adalah pekerja keras. Karena begitu fokus untuk menyelesaikan tugas-tugasnya, almarhum kadang lupa, bila tidak diingatkan, untuk makan," ujar Sumarno.
Jajaran Dishub Sulteng mengaku kehilangan sosok pemimpin yang selalu memotivasi staf dan memberi contoh dan keteladanan dalam bekerja.
28 jabatan birokrasi
Sedikitnya 28 jabatan eselon di jajaran birokrasi telah dipercayakan kepada almarhum Abdul Haris Renggah, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako 1985 itu.
Dimulai dari camat di kampung halamannya di Kabupaten Tojo Unauna saat masih bergabung dengan Kabupaten Poso, hingga menjadi Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Tengah hampir setahun lalu.
Pengalaman birokrasi yang lintas sektor itu, termasuk menjadi penjabat Bupati Morowali Utara selama dua tahun (2013-2015) dan sukses melaksanakan pilkada langsung perdana di wilayah penghasil nikel ini.
Karier birokrasinya dijalaninya di Kabupaten Poso antara lain Kepala Bagian Humas Pemda Poso, Kepala Badan Kesbang Poso, dan Ketua Bappeda Poso hingga akhirnya ditarik Gubernur SUlteng Longk Djanggola ke Kantor Gubernur dengan jabatan staf ahli.
Saat Kabupaten Morowali Utara membutuhkan penjabat bupati untuk mempersiapkan pilkada langsung pertama setelah daerah itu dimekarkan dari kabupaten Morowali, gubernur menunjuknya jadi penjabat Bupati Morowali Utara.
Setelah sukses menunaikan tugasnya dan kabupate itu memiliki bupati dan wabub definitif, Haris Renggah ditunjuk gubernur menduduki jabatan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sulteng yang kosong seteah ditinggalkan pejabat lama Hindro Surachmat yang dipromosi menjadi pejabat eselon II di Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan di Jakarta.
"Saat ini kami sedang memperjuangkan pengembangan Bandara Mutiara Sis-Aldjufri Palu menjadi bandara embarkasi haji antara. Sudah dibahas pada rapat terbatas Gubernur Sulteng Longki Djanggola dengan Presiden Joko Widodo dan telah ditidaklanjuti dengan peninjauan lapangan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi," ujar Haris, lelaki kelahiran Wakai, Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Unauna pada 57 tahun lalu itu kepada Antara beberapa hari sebelum dirawat di RS Palu bulan Desember 2017.

Pewarta : Fauzi
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024