Palu, (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah meminta bantuan DPR RI khususnya Komisi IV untuk membantu daerah tersebut pada pengembangan di bidang perkebunan karena memiliki potensi besar yang belum digaRap maksimal.
Hal itu disampaikan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulteng Bunga Elim Somba dalam pertemuan bersama rombongan kunjungan kerja komisi IV DPR RI yang dipimpin oleh wakil ketua komisi IV Roem Kono, di Kota Palu, Senin malam.
Dalam kesempatan itu, sejumlah kepala organisasi perangkat daerah menyampaikan berbagai permasalahan di instansi mereka, di antaranya dinas perkebunan dan kesehatan hewan terkait pengembangan coklat, kelapa dalam, kopi dan cengkeh.
"Kami mengusulkan peremajaan dan intensifikasi kakao, kelapa dalam, kopi, cengkeh karena Kakao di Sulteng hampir 15 persen sudah rusak serta kelapa dalam yang sudah tua," kata Elim Somba.
Selain itu, pembangunan peternakan sapi juga penting dilakukan, karena Sulteng memiliki luasan lahan yang cukup besar dalam pengembangan peternakan.
Baca juga: Petani Sigi keluhkan buah kakao terserang hama
"Kami tidak mengusulkan biaya, tetapi kami bermohon luasan yang akan diberikan," harap Elim Somba.
Terkait bidang kehutanan, Elim menjelaskan saat ini Pemprov Sulteng dan pemerintah kabuaten, sedang mengimplemantasikan program pemerintah yakni tanah objek reforma agraria (TORA). Dimana Sulteng mendapatkan 22 ribu hektare bidang pada tahap awal di tahun 2018, yang akan dibebaskan dari kawasan hutan.
"Luas hutan di Sulteng sekitar 4 juta hektare dari luas wilayah sebesar 6,5 juta hektare," ungkap Elim Somba.
Terkait hal itu, Anggota DPR RI Komisi IV, Felicitas Talulembang berjanji akan membantu beberapa persoalan yang ada di Sulteng, khsususnya bidang pertanian dan perkebunan.
"Tolong dibantu Pak Dirjen, saya lihat kelapa-kelapa di sini tinggi sekali, bagaimana mau dipanjat," kata Felicitas kepada Dirjen Perkebunan yang mendampingi kunjunan kerja tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama perjalan di Kabupaten Sigi dan Kota Palu, dia mengatakan masih banyak rumah-rumah masyarakat dengan penduduk miskin, sementara di sisi lain, potensi sumber daya alam Sulteng begitu besar.
"Informasinya pendapatan asli daerah (PAD) Sulteng sekitar Rp1 triliun, itu sangat kecil, jika dibandingkan dengan sumber daya alam yang ada," ujarnya.
Dia juga memberikan masukan kepada gubernur Sulteng untuk dapat mengoptimalkan pemasukan-pemasukan dari kabupaten di Sulteng disesuaikan dengan visi-misi gubernur.
Hal itu disampaikan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Sulteng Bunga Elim Somba dalam pertemuan bersama rombongan kunjungan kerja komisi IV DPR RI yang dipimpin oleh wakil ketua komisi IV Roem Kono, di Kota Palu, Senin malam.
Dalam kesempatan itu, sejumlah kepala organisasi perangkat daerah menyampaikan berbagai permasalahan di instansi mereka, di antaranya dinas perkebunan dan kesehatan hewan terkait pengembangan coklat, kelapa dalam, kopi dan cengkeh.
"Kami mengusulkan peremajaan dan intensifikasi kakao, kelapa dalam, kopi, cengkeh karena Kakao di Sulteng hampir 15 persen sudah rusak serta kelapa dalam yang sudah tua," kata Elim Somba.
Selain itu, pembangunan peternakan sapi juga penting dilakukan, karena Sulteng memiliki luasan lahan yang cukup besar dalam pengembangan peternakan.
Baca juga: Petani Sigi keluhkan buah kakao terserang hama
"Kami tidak mengusulkan biaya, tetapi kami bermohon luasan yang akan diberikan," harap Elim Somba.
Terkait bidang kehutanan, Elim menjelaskan saat ini Pemprov Sulteng dan pemerintah kabuaten, sedang mengimplemantasikan program pemerintah yakni tanah objek reforma agraria (TORA). Dimana Sulteng mendapatkan 22 ribu hektare bidang pada tahap awal di tahun 2018, yang akan dibebaskan dari kawasan hutan.
"Luas hutan di Sulteng sekitar 4 juta hektare dari luas wilayah sebesar 6,5 juta hektare," ungkap Elim Somba.
Terkait hal itu, Anggota DPR RI Komisi IV, Felicitas Talulembang berjanji akan membantu beberapa persoalan yang ada di Sulteng, khsususnya bidang pertanian dan perkebunan.
"Tolong dibantu Pak Dirjen, saya lihat kelapa-kelapa di sini tinggi sekali, bagaimana mau dipanjat," kata Felicitas kepada Dirjen Perkebunan yang mendampingi kunjunan kerja tersebut.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama perjalan di Kabupaten Sigi dan Kota Palu, dia mengatakan masih banyak rumah-rumah masyarakat dengan penduduk miskin, sementara di sisi lain, potensi sumber daya alam Sulteng begitu besar.
"Informasinya pendapatan asli daerah (PAD) Sulteng sekitar Rp1 triliun, itu sangat kecil, jika dibandingkan dengan sumber daya alam yang ada," ujarnya.
Dia juga memberikan masukan kepada gubernur Sulteng untuk dapat mengoptimalkan pemasukan-pemasukan dari kabupaten di Sulteng disesuaikan dengan visi-misi gubernur.