Palu, (Antaranews Sulteng) - Pemerintah provinsi(Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Pemkot Palu memperbaiki kembali tanggul pengaman sungai yang jebol guna mengantisipasi bencana banjir yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi di saat musim hujan.

 Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu, Presly Tampubolon, di Palu, Selasa, mengatakan beberapa titik tanggul pengaman sungai Palu dan sejumlah sungai kecil di ibu kota Provinsi Sulteng itu, kini sedang dibangun dan direhabilitasi.

 Khusus untuksSungai Palu ditangani oleh Balai Wilayah Sungai (BWS III) Sulteng. Selain memperbaiki tanggul yang rusak karena tergerus air, juga membangun? bois di beberapa titik permukiman penduduk di bagian hilir agar saat terjadi banjir, airnya tidak sampai meluap masuk ke lokasi penduduk.

Sekarang ini, kata dia, sedang dalam pekerjaan pembangunan bronjong pada salah satu titik tanggul pengaman sungai Palu di wilayah Kelurahan Tatura Selatan.

 Tanggul pengaman sungai nyaris jebol karena setiap hari tergerus dan jika dibiarkan berlanjut tidak ditangangi segera bisa mengancam permukiman warga yang ada di sekitarnya.

Salah satu solusi mengantisipasi banjir ke depan adalah dengan membangun bronjong. Dengan begitu tanggul pengaman sungai yang dibangun beberapa tahun lalu tersebut,kini sudah aman dari banjir.

Sungai Palu yang mengalir di tengah-tengah kota tersebut selama ini rawan banjir karena ada tiga anak sungai yang bermuara di sungai itu.

Presly mengatakan meski tidak hujan, sungai Palu sewaktu -waktu mendapat banjir kiriman saat hujan deras di hulu.

Pada beberapa waktu lalu ketika banjir besar, airnya meluap hingga ke permukiman penduduk karena tanggul pengaman sungai yang dibangun tidak mampu menampung besarnya banjir yang datang dari hulu sungai.

 Padahal, kata dia, tanggul yang dibangun di sungai Palu cukup lebar, tanpa merincinya.

 Pantauan Antara, di sungai Palu kini banyak kegiatan penambangan pasir yang dilakukan oleh penduduk sekitar sungai.

 Terlihat para penambang setiap hari melakukan aktivitas mengambil pasir dengan menggunakan alat tradisional maupun mesin.

Namun, mereka harus berhati-hati saat turun ke sungai, sebab nyawa mereka bisa terancam binatang buaya cukup banyak di sungai itu.

 Bahkan, sudah beberapa kali penambang pasir yang diserang buaya. Hanya saja belum ada yang meninggal karena diserang buaya. Para penambang yang pernah diserang buaya rata-rata mengalami luka parah.

 Di perkirakan ada sekitar 100 ekor buaya yang terdiri dari berbagai ukuran hidup dan berkembangbiak di sungai Palu.

 Buaya-buaya di sungai Palu sering kali terlihat di muara sungai dan juga di beberapa wilayah yang selama ini menjadi tempat binatang buas tersebut menampakan wujudnya dan menjadi tontonan menarik bagi masyarakat.

 Seperti yang terlihat di sebelah atas jembatan II di jalan Igusti Ngura Raih, saat buaya menampakan wujudnya di sungai mengundang banyak perhatian warga yang ada di sekitarnya maupun para pengendara kendaraan motor dan mobil yang melintas.

 

Pewarta : Anas Masa
Editor : Anas Masa
Copyright © ANTARA 2024