Palu (Antaranews Sulteng) - Para penjarah menghamburkan ijazah alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, yang masih tersimpan di bagian akademik pascagempa dan tsunami.

"Saat ini kami masih melakukan pendataan ijazah, atau menghitung kembali ijazah yang masih tersisa," ucap Kepala Bagian Akademik IAIN Palu Abdul Wahab, Senin.

Pascagempa dan tsunami yang menerpa IAIN Palu, sejumlah orang masuk ke lokasi perguruan tinggi tersebut dan mengambil aset perguruan tinggi Islam negeri itu.

Ijazah alumni dari berbagai Fakultas IAIN Palu yang tersimpan rapi di dalam brankas ijazah di ruangan bagian akademik dihamburkan oleh penjarah.

Akibatnya, dokumen penting seperti ijazah, akta empat, transkip nilai tercecer dan berhamburan di bagian akademik.

"Mereka naik lewat tangga, kemudian membongkar ruangan bagian akademik dan mengobrak-abrik lemari serta berangkas ijazah," ujar Wahab.

Wahab mengaku belum dapat dipastikan apakah sebagian ijazah hilang ataukah tidak pascagempa dan tsunami serta akibat ulah dari para penjarah.

Ia belum dapat memberikan data rinci mengenai berapa jumlah ijazah, akta empat, transkip nilai yang rusak karena ulah penjarah.

"Kami masih mendata, dan hasil pendataan akan dilaporkan kepada pimpinan dan diteruskan ke Kementerian Agama untuk di carikan solusi bila ada yang hilang dan rusak," katanya.

Selain menghamburkan dokumen tersebut, penjarah berhasil mengambil uang di bagian akademik kurang lebih senilai Rp20 juta.

"Uang untuk honorarium kegiatan Bidikmisi hilang. Lemarinya juga rusak dan dibongkar serta dibanting oleh penjarah," katanya.

Sejumlah alat elektronik berupa laptop dan dua unit kendaraan roda 2 juga hilang diambil oleh orang yang bukan civitas akademika IAIN Palu.

"Beberapa unit laptop di ruangan juga hilang, motor dua unit milik staf setelah disapu oleh tsunami, lalu bangkainya diambil oleh orang tak dikenal," katanya.

Dirinya berharap ada solusi dari pemerintah terkait kerusakan dan hilangnya sejumlah sarana prasarana serta dokumen penting lainnya itu.

Pewarta : Muhammad Hajiji
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024