Palu (Antaranews Sulteng) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno meninjau ruang kelas belajar sementara di SD Inpres Perumnas Balaroa di Kota Palu dan SMP Negeri 1 Sigi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
"Siswa-siswi tidak boleh berhenti sekolah karena bencana. BUMN akan selalu membantu," kata Rini di depan siswa dan pengajar di SMP Negeri 1 Sigi, Selasa.
Dengan adanya ruang kelas sementara, Rini berharap siswa dan para pengajar dapat segera beraktivitas sehingga tidak mengingat-ingat lagi mengenai bencana gempa bumi dan tsunami.
Siswa di SMP Negeri 1 Sigi berjumlah 679 siswa, dengan perincian siswa kelas VII 214 orang, kelas VIII 253 orang, dan kelas IX 212 orang. Tercatat empat siswa sekolah tersebut meninggal dunia karena bencana gempa bumi dan tsunami.
Sebanyak empat ruang kelas belajar sementara di SMP Negeri 1 Sigi dengan panjang 12,5 meter, lebar lima meter, dan tinggi 2,4 meter dengan kapasitas hingga 42 siswa.
Siswa beraktivitas di ruang kelas belajar sementara (rukatara) di SD Inpres Perumnas Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (30/10). Rukatara tersebut dibangun karena bangunan SD Inpres Perumnas Balaroa hancur akibat gempa bumi. (ANTARA/Calvin Basuki)
Sementara itu, jumlah siswa di SD Inpres Perumnas Balaroa tercatat 401 orang sebelum bencana. Setelah bencana, siswa yang hadir sebanyak 127 orang dan 44 orang teridentifikasi meninggal dunia.
Kepala Sekolah SD Inpres Perumnas Balaroa Siti Utari mengatakan 80 persen siswa kehilangan rumah. Ia menuturkan bahwa sekolah dan prasarananya juga telah hancur.
"Harapannya, membangun sekolah permanen agar siswa bisa sekolah dengan nyaman. Meja dan kursi bagi siswa dan guru sangat dibutuhkan karena sekarang masih melantai di ruang kelas sementara," ujar dia.
Jumlah ruang kelas belajar sementara yang dibangun di SD Inpres Perumnas Balaroa sebanyak enam ruang kelas dengan panjang 10 meter dan lebar lima meter. Rukantara dibangun menggunakan tripleks dan rangka baja.
Baca juga: Rini pastikan hunian sementara di Sigi berfungsi
Baca juga: Menteri BUMN: BBM cukup untuk masyarakat Palu
Sejumlah warga berada di dekat Ruang kelas Belajar Sementara (Rukatara) untuk korban gempa dan likuifaksi di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (30/10/2018). Rukatara yang dibangun PT Bank BNI dalam program "BUMN Hadir untuk Negeri" itu untuk membantu para pelajar yang kehilangan sekolah akibat gempa dan likuifaksi yang terjadi pada 28 September 2018. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/aww. (Antaranews Sulteng/Basri Marzuki)
"Siswa-siswi tidak boleh berhenti sekolah karena bencana. BUMN akan selalu membantu," kata Rini di depan siswa dan pengajar di SMP Negeri 1 Sigi, Selasa.
Dengan adanya ruang kelas sementara, Rini berharap siswa dan para pengajar dapat segera beraktivitas sehingga tidak mengingat-ingat lagi mengenai bencana gempa bumi dan tsunami.
Siswa di SMP Negeri 1 Sigi berjumlah 679 siswa, dengan perincian siswa kelas VII 214 orang, kelas VIII 253 orang, dan kelas IX 212 orang. Tercatat empat siswa sekolah tersebut meninggal dunia karena bencana gempa bumi dan tsunami.
Sebanyak empat ruang kelas belajar sementara di SMP Negeri 1 Sigi dengan panjang 12,5 meter, lebar lima meter, dan tinggi 2,4 meter dengan kapasitas hingga 42 siswa.
Siswa beraktivitas di ruang kelas belajar sementara (rukatara) di SD Inpres Perumnas Balaroa, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (30/10). Rukatara tersebut dibangun karena bangunan SD Inpres Perumnas Balaroa hancur akibat gempa bumi. (ANTARA/Calvin Basuki)
Sementara itu, jumlah siswa di SD Inpres Perumnas Balaroa tercatat 401 orang sebelum bencana. Setelah bencana, siswa yang hadir sebanyak 127 orang dan 44 orang teridentifikasi meninggal dunia.
Kepala Sekolah SD Inpres Perumnas Balaroa Siti Utari mengatakan 80 persen siswa kehilangan rumah. Ia menuturkan bahwa sekolah dan prasarananya juga telah hancur.
"Harapannya, membangun sekolah permanen agar siswa bisa sekolah dengan nyaman. Meja dan kursi bagi siswa dan guru sangat dibutuhkan karena sekarang masih melantai di ruang kelas sementara," ujar dia.
Jumlah ruang kelas belajar sementara yang dibangun di SD Inpres Perumnas Balaroa sebanyak enam ruang kelas dengan panjang 10 meter dan lebar lima meter. Rukantara dibangun menggunakan tripleks dan rangka baja.
Baca juga: Rini pastikan hunian sementara di Sigi berfungsi
Baca juga: Menteri BUMN: BBM cukup untuk masyarakat Palu