Palu (Antaranews Sulteng) - Ribuan warga dan pengungsi di Kelurahan Balaroa, Kota Palu, menggelar pembacaan doa tahlil, zikir dan shalawat ke 100 hari bagi korban bencana di daerah tersebut, Senin malam.
Pembacaan doa dipimpin Ketua Majelis Zikir Nurul Khairat Habib Sholeh Alaydrus dan dihadiri Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Sekretaris Kota Palu Asri dan mantan Wali Kota Palu Rusdi Mastura.
Warga yang memadati lokasi tahlil berada beberapa meter dari kawasan Likuifaksi Balaroa tampak khusyuk dan berlinang air mata.
Habib Sholeh mengingatkan jika bencana yang terjadi di Kota Palu tidak lepas dari perilaku maksiat yang dilakukan warga.
“Jamaah sekalian, bencana tidak ada yang bisa mengetahui kapan terjadi. Tapi Rasulullah SAW telah memberikan sinyal. Kalau kita melakukan pelanggaran-pelanggaran yang mendatangkan murkanya Allah, maka bencana itu akan datang menimpa kita dimanapun kita berada,” kata Habib.
Habib Sholeh mengajak para orang tua dan pemerintah, agar semaksimal mungkin mendidik anak-anak di Palu, agar menjadi generasi muda yang memilih perilaku yang terpuji dan memberikan pendidikan yang terbaik bagi mereka.
Sementara itu Gubernur Sulteng Longki Djanggola usai pembacaan doa tahlil menegaskan, jika pemerintah terus bekerja mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi para pengungsi, seperti pemenuhan kebutuhan pokok, hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap).
“Kami pemerintah ada tengah-tengah bapak dan ibu. Keliru anda jika mengira kami tidak ada,” tegas Longki dihadapan ribuan warga.
Gubernur menjelaskan, berbagai keluhan, tuntutan dan permintaan warga telah diterima dan berusaha diatas baik oleh pemerintah pusat, Pemprov Sulteng maupun Pemerintah Kota Palu.
“Saya mohon percayalah kami. Kami akan memperhatikan tuntutan, keinginan dan harapan saudara-saudara yang terdampak bencana,” kata gubernur.
Gubernur Longki mengajak seluruh warga agar tidak perlu takut dengan bencana, karena hasil penelitian dan survei berbagai ahli, Kota Palu tidak hanya kali ini saja ditimpa bencana.
“Mari kita bersahabat dengan bencana dengan mempersiapkan diri agar lebih waspada,” harap Longki.
Pembacaan doa dipimpin Ketua Majelis Zikir Nurul Khairat Habib Sholeh Alaydrus dan dihadiri Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola, Sekretaris Kota Palu Asri dan mantan Wali Kota Palu Rusdi Mastura.
Warga yang memadati lokasi tahlil berada beberapa meter dari kawasan Likuifaksi Balaroa tampak khusyuk dan berlinang air mata.
Habib Sholeh mengingatkan jika bencana yang terjadi di Kota Palu tidak lepas dari perilaku maksiat yang dilakukan warga.
“Jamaah sekalian, bencana tidak ada yang bisa mengetahui kapan terjadi. Tapi Rasulullah SAW telah memberikan sinyal. Kalau kita melakukan pelanggaran-pelanggaran yang mendatangkan murkanya Allah, maka bencana itu akan datang menimpa kita dimanapun kita berada,” kata Habib.
Habib Sholeh mengajak para orang tua dan pemerintah, agar semaksimal mungkin mendidik anak-anak di Palu, agar menjadi generasi muda yang memilih perilaku yang terpuji dan memberikan pendidikan yang terbaik bagi mereka.
Sementara itu Gubernur Sulteng Longki Djanggola usai pembacaan doa tahlil menegaskan, jika pemerintah terus bekerja mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi para pengungsi, seperti pemenuhan kebutuhan pokok, hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap).
“Kami pemerintah ada tengah-tengah bapak dan ibu. Keliru anda jika mengira kami tidak ada,” tegas Longki dihadapan ribuan warga.
Gubernur menjelaskan, berbagai keluhan, tuntutan dan permintaan warga telah diterima dan berusaha diatas baik oleh pemerintah pusat, Pemprov Sulteng maupun Pemerintah Kota Palu.
“Saya mohon percayalah kami. Kami akan memperhatikan tuntutan, keinginan dan harapan saudara-saudara yang terdampak bencana,” kata gubernur.
Gubernur Longki mengajak seluruh warga agar tidak perlu takut dengan bencana, karena hasil penelitian dan survei berbagai ahli, Kota Palu tidak hanya kali ini saja ditimpa bencana.
“Mari kita bersahabat dengan bencana dengan mempersiapkan diri agar lebih waspada,” harap Longki.