Palu (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) belum mengaktifkan sistem pembelajaraan 'Full Daya School', meskipun aktivitas pendidikan sudah kembali berangsur pulih.

"Status penanganan bencana masih pada tahapan transisi darurat menuju pemulihan," kata Kepala Disdikbud Kota Palu, Ansyar Setiadi di Palu, Senin.

Dia menjelaskan Pemkot Palu telah mengeluarkan surat edaran, agar kegiatan belajar mengajar dilakukan seperti sedia kala seperti sebelum bencana terjadi.

"Aktivitas pendidikan belajar dan mengajar sudah pulih 100 persen," ujar Ansyar.

Walapun kata Ansyar, peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan masih ada yang melakuan aktivitas belajar mengajar di luar ruangan.

Itu dilakukan, karena sarana pendidikan di sekolah telah rusak bahkan hilang, hingga peserta didik yang masih trauma. Maka, kegiatan belajar mengajar masih di dilakukan luar ruangan, namun aktivitas pendidikan sudah kembali normal.

Pemulihan aktivitas pendidikan tegas Ansyar, dapat diukur dengan melihat dan menghitung data peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan yang telah kembali ke sekolahh dan melakukan aktivitas pendidikan seperi biasa

"Masuk mulai pukul 07.15 Wita dan pulang sekira pukul 13.00 Wita," ujarnya.

Dalam data laporan finalisasi data informasi bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di Sulteng per 31 Desember 2018 yang dilaporkan kepada Gubernur Sulteng Longki Djanggola (7/1), sekolah terdampak bencana di  Kota Palu sebanyak 386 sekolah.

Sementara ruang kelas yang rusak dibagi menjadi tiga tingkat antara lain rusak berat 677 ruang, rusak sedang 581 ruang dan rusak ringan 971 ruang.

Kebutuhan kelas darurat sebanyak 677 kelas, dimana 216 kelas darurat yang terdistribusi, sehingga Pemkot Palu saat ini masih kekurangan  461 kelas darurat. 


Pewarta : Muhammad Arsyandi
Editor : Fauzi
Copyright © ANTARA 2024