UNTUK MENJADI lebih maju dan lebih baik, dibutuhkan pemimpin yang mampu melihat apa yang ada di balik bukit atau pemimpin yang mampu menerobos batas. Berbekal keahliannya, apa yang ada di balik bukit tadi dapat dikelola secara berkesinambungan untuk kemaslahatan banyak orang. 

Karena itu pesta demokrasi yang akan dihelat 17 April 2019, kriteria figur yang diinginkan sudah berbeda dengan pesta demokrasi sebelummnya. Cara-cara lama yang dipergunakan untuk sosialisasi dan menjadi pemenang tidak efektif lagi.

Sejumlah ahli berpendapat bahwa menjadi pemimpin lebih ditentukan oleh keinginan dan upaya sendiri untuk memperoleh sertifikat pemimpin. Talenta dan faktor lainnya dinilai kecil kontribusinya untuk memperoleh sertifikat itu. 

Berdasarkan pooling yang dilakukan  di 'google form terhadap generasi milenial diperoleh hasil bahwa ada lima kriteria pemimpin yang menjadi keinginan generasi itu yang populasinya diperkirakan mendekati 60 persen dari angkatan kerja produktif saat ini dan 56 persen dari DPT, daftar pemilih tetap.

Lima kriteria itu adalah update, adaptif, inovatif, demokratis dan tegas. Untuk memporeh lima kriteria itu setidaknya dibutuhkan tiga upaya yaitu membangun karakter moral, karakter kinerja dan membangun literasi. 

Moral terkait dengan kejujuran, disiplin, sportif, konsisten, komitmen; sedangkan kinerja terkait dengan keuletan, kerja keras, kerja cepat dan pantang menyerah.

Literasi berhubungan dengan keterbukaan wawasan melalui peningkatan kapasitas terhadap aspek sosial budaya, inovasi, dan ekonomi.

Usia bukan Pembeda

Kini dunia diisi oleh tiga generasi yaitu X, Y dan Z dan didominasi oleh generasi Y dari sisi angkatan kerja produktif. 

Generasi X dilahirkan sebelum tahun 1980; Y antara 1980-2004 dan generasi Z setelah tahun 2004. Di era digitalisasi saat ini, hampir semua aktifitas kehidupan digerakkan oleh sejumlah aplikasi. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi generasi X yang tidak familiar atau belum mampu menyesuaikan dengan sistem seperti itu.

Namun demikian ada sejumlah generasi X yang mampu beradaptasi, karena berhasil membangun literasinya sehingga bisa bekerja sama dengan generasi milenial. Karena itu usia bukan lagi pembeda, tetapi ditentukan oleh karakter berpikir dan tindak dari personal masing-masing. 

Jack Ma adalah generasi X yang saat ini berusia 55 tahun menjadi sangat terkenal karena memiliki reputasi mengembangkan transaksi aplikasi e-Commerse melalui perusahaan Alibabanya. 

Mahathir Muhamad di usia 92 tahun dipilih kembali sebagai PM Malaysia, meskipun sudah jedah beberapa priode. Ini semua karena kedua figur tadi dinilai mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan dan karakter dari generasi melinial.

Kebenaran ada di mata 

Salah satu ciri generasi melenial dalam menilai kepemimpinan bukan lagi dalam bentuk visi-misi, konsep atau gagasan yang disampaikan, tetapi mereka ingin melihat lebih jauh apa yang menjadi karya nyata, kinerja atau prestasi yang bersangkutan. 

Bahkan kelompok tertentu dari generasi ini menetapkan kriteria yang lebih tinggi lagi yaitu, pemimpin itu memiliki reputasi yang telah teruji dan memberikan manfaat untuk daerah maupun masyarakat. 

Saat ini sangat mudah mengetahui reputasi seseorang, cukup dengan menulis nama si pemimpin atau calon pemimpin melalui fasilitas google searching di internet, maka dengan mudah dapat diperoleh informasi tentang reputasi pemimpin atau calon pemimpin yang ingin bertarung dalam sebuah pesta demokrasi, apakah pilpres, pileg, pilgub, pilbub sampai ke pemilihan kades. 

Olehnya semua yang ingin terlibat dalam pesta demokrasi kali ini harus lebih mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan, tuntutan dari generasi milenial agar dapat terpilih dan selanjutnya kelak dapat berkontribusi bagi kemajuan masyarakat dan negeri ini untuk menjadi lebih maju. 

Negeri ini membutuhkan pemimpin-pemimpin yang mampu melihat apa yang ada di balik bukit, mampu menerobos batas. Semoga *) Wakil Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia
 

Pewarta : Dr Ir H Hasanuddin Atjo, MP*)
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024