Ilustrasi- Kegiatan menebar benur udang vaname di lahan tambak dengan teknologi intensif milik PT Esaputli Pratama, di Kabupaten Parigi Moutong, Rabu (10/6/2020). ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng
Palu (ANTARA) -
Tenaga Ahli Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Hasanuddin Atjo mengatakan kawasan Teluk Tomini di Provinsi Sulawesi Tengah sangat potensial untuk pengembangan industri komoditas udang vaname.
Hasanuddin Atjo saat dihubungi dari Palu, Rabu, mengingatkan bahwa sumber daya kemaritiman di Teluk Tomini sangat berlimpah, dan kawasan itu sangat strategis untuk subsektor perikanan tangkap, budi daya perikanan, pertanian, perkebunan dan peternakan untuk membantu menopang ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi nasional.
Ia mengemukakan, di Parigi Moutong saat ini, masih dua industri perikanan beroperasi menggunakan teknologi budi daya intensif yang fokus kepada pengembangan komoditas udang vaname.
"Teluk Tomini memiliki garis pantai 1.350 kilometer, dengan luas wilayah perairan 137.700 kilometer persegi, dan secara administrasi terdiri dari wilayah Sulteng, Gorotalo dan Sulawesi Utara. 65 persen luas teluk tersebut masuk di wilayah Sulteng," ujar Hasanuddin.
Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng ini memaparkan, untuk meningkatkan pengembangan industri perikanan perlu dilakukan desain ulang terhadap pengelolaan sektor ini, maka pendekatan kawasan, penerapan industrialisasi dan digitalisasi menjadi kata kunci terhadap desain ulang itu.
Secara nasional, katanya, tahun 2021 devisa dari komoditas udang vaname sekitar 2,3 juta dolar Amerika Serikat dari volume ekspor sekitar 250 ribu ton, atau hampir separuh dari devisa ekspor hasil perikanan Indonesia. "Komoditas ini sekitar 60 persen masih diekspor dalam bentuk bahan baku," ucap Hasanuddin.
Ia meyakini bahwa produksi udang vaname di kawasan Teluk Tomini bisa ditingkatkan berlipat ganda, bila melihat perkembangan negara penghasil udang, Ekuador misalnya dengan panjang garis pantai 2.700 kilometer mampu memproduksi udang di tahun 2021 sebesar 1,1 juta ton, atau sekitar 20 persen dari produk dunia.
"KEK berbasis industri perikanan (udang vaname) sangat memberikan keuntungan bagi negara, terlebih daerah setempat yang produksinya siap untuk dimasak dan siap untuk dimakan, yang kini menjadi tren kebutuhan di era digital dan global," kata Hasanuddin.