Bojonegoro - Kesenian Wayang Krucil dan Sandur di Bojonegoro, Jawa Timur, terancam punah karena kurang diminati masyarakat, kata Kepala Bidang Pengembangan dan Pelestarian Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro, Saptatik, Rabu.
         
"Kesenian Wayang Krucil dan Sandur sulit berkembang karena tidak ada generasi penerus, serta masyarakat tidak banyak yang berminat menggelar kedua kesenian itu dalam berbagai acara hajatan atau acara desa," kata Saptatik di Bojonegoro, Rabu.
         
Ia mengatakan, kedua kesenian itu diperkirakan dalam beberapa tahun lagi punah, kalau tidak ada generasi penerus yang bermina melestarikannya.
         
Dalang Wayang Krucil di daerah setempat, menurut dia, jumlahnyasemakin berkurang dan sekarang ini hanya tinggal dua orang dengan usia renta yaitu Ki Narto dan Ki Raji.
         
Menurutnya, jumlah dalang yang pernah ada tidak banyak, bahkan sejak 15 tahun lalu hanya sekitar lima orang.

Sementara kesenian Sandur yang juga diklaim merupakan kesenian asli Bojonegoro, nasibnya tidak jauh berbeda, juga nyaris punah. Jumlah kesenian sandur, tidak pernah bertambah hanya ada satu grup di Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota.
         
Itupun, katanya, generasi tua yang menekuni kesenian Sandur, satu persatu meninggal dunia, hanya tersisa dua tokoh tua Sandur di grup itu.
         
"Generasi muda yang menekuni Sandur tidak seahli generasi tua, dalam adegan yang serius, seperti ketika adegan "Kalongking", atau  adegan lainnya yang harus mendatangkan roh," katanya, mengungkapkan. (KR-SAS)


Pewarta :
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2025