Poso (ANTARA) - Sejumlah petani di wilayah Napu Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, mengeluhkan kurangnya pasokan pupuk bersubsidi yang mengakibatkan mereka harus 'berburu' pupuk bersubsidi di kecamatan lain.

"Kalau kami tidak lagi dapat pupuk, terpaksa kami lari ke Kecamatan Lore Timur," ujar sejumlah petani sayur di Desa Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Minggu. 

Menurut sejumlah petani di Wuasa mengaku kesulitan dalam mengambil pupuk karena harus menyimpan uang pembayaran pupuk (setor dulu sebelum pupuk ada), sebab jika tidak begitu, petani tidak akan mendapatkan pupuk.

Pupuk yang tersedia nanti, akan ditampung di rumah Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Lore Utara. Meskipun sudah menyimpan uang, namun jika terlambat mengambil pupuk, maka tidak akan kebagian. 

"Sebaiknya bapak Samsi, jangan menerima uang pupuk dari petani sebagai pegangan, sebab ketika kami pergi ambil pupuk, pasti sudah habis lagi, padahal kami juga punya hak untuk mendapatkan pupuk bersubsidi itu," ujar M. Gae, seorang petani Desa Wuasa. 

Kepala BPP Kecamatan Lore Utara Samsi yang ditemui di Wuasa mengatakan stok pupuk masih sangat kurang, karena sesuai Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) hanya 20 ton  dalam sebulan untuk 96 kelompok tani, padahal kebutuhan mencapai 60 ton. 

"Memang sangat kurang stok pupuk, selain 96 kelompok tani, ada juga sejumlah petani yang tidak masuk dalam kelompok tani namun terdaftar dalam RDKK," tutur Samsi. 

Samsi mengakui bahwa ada petani yang tidak kebagian pupuk karena ketika pupuk telah tiba, namun petani itu tidak berada di tempat, akibatnya pupuk yang seyogianya untuk petani bersangkutan terpaksa diberikan kepada petani yang telah membutuhkan cepat. 

"Saya membagi pupuk untuk petani yang cepat membutuhkan pupuk, sehingga mereka yang telah menyimpan uang pupuk, saya katakan nanti kloter kedua lagi," akunya.

Ia jelaskan, pupuk bersubsudi  yang tiba di Napu sebanyak dua kali atau sekali dalam sebulan, dengan harga (sesuai merk) tertinggi  Rp120 ribu per karung.

Pewarta : Feri Timparosa
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024