Palu (ANTARA) - Lembaga Kemanusiaan Wahana Visi Indonesia (WVI) dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) di Sulawesi Tengah, menyerukan pentingnya memberikan ASI eksklusif terhadap bayi/anak dalam situasi normal ataupun situasi bencana, sebagai bentuk pemenuhan hak anak dalam rangka menjamin tumbuh kembangnya yang berkualitas.
"ASI eksklusif atau memberikan ASI saja selama enam bulan kepada anak, sama halnya dengan memberikan harapan hidup lebih panjang bagi anak," kata General Manager WVI Wilayah Sulawesi dan Maluku Radika Pinto, di Palu, Selasa.
Dalam menyambut pekan ASI sedunia tahun 2019, Wahana Visi Indonesia, Save The Children bekerjasama dengan IBI dan Dinas Kesehatan Kota Palu menyelenggarakan kegiatan bersama mempromosikan kembali inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian makanan tambahan pendamping ASI berbahan lokal.
Ia menyebut dalam situasi bencana, bayi yang diberikan susu formula akan lebih rentan sakit diare bahkan berisiko meninggal karena minimnya ketersediaan air bersih, serta alat pengolahan yang terbatas.
"Karena itu memberikan ASI saja sejak anak lahir termasuk bagian dari pengurangan risiko apabila bencana terjadi. Selain itu tentunya memperkuat relasi (bounding) ibu dengan bayinya," kata Radika.
Wahana Visi Indonesia mendukung upaya pemberian ASI Ekslusif, bahkan sejak awal kelahiran melalui promosi IMD (Inisiasi Menyusu Dini) kepada petugas kesehatan/penolong kelahiran. Pelatihan kepada kader posyandu juga dilakukan agar ASI eksklusif bisa berhasil/tuntas termonitor, dan pada akhirnya upaya untuk mengurangi kekerdilan (stunting) juga dapat tercapai.
Terkait pentingnya ASI eksklusif, Kepala DP3A Sulteng Ihsan Basir mengemukakan pemberian ASI eksklusif sangat penting karena memiliki berbagai manfaat bagi sang bayi maupun ibu.
"Manfaat ASI eksklusif bagi bayi antara lain dapat menurunkan risiko terkena berbagai penyakit infeksi seperti diare, infeksi telinga, infeksi saluran pernafasan bawah, alergi, radang selaput otak, leukemia, dan lain-lain. Hal ini akan menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan balita. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga dapat menurunkan risiko obesitas pada anak, meningkatkan kecerdasan, dan memperkuat ikatan antara ibu dan bayinya," kata dia.
Ihsan juga menyebut bahwa manfaat bagi ibu sendiri tidak kalah banyaknya. Pemberian ASI eksklusif terbukti membantu menurunkan berat badan sang ibu secara alami, mengurangi risiko terkena kanker payudara dan indung telur serta risiko pendarahan setelah melahirkan. Selain itu, dapat menunda kehamilan baru jika menyusui dilakukan secara rutin.
"Manfaat tambahan lainnya, yaitu dari segi ekonomi dimana sang ibu tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula selama enam bulan bahkan sampai dua tahun," katanya.
Ia mengutarakan hal-hal tersebut sejalan dengan program dan kegiatan di Dinas P3A Sulteng. Bahkan untuk, mempercepat dan meningkatkan program ASI Ekslusif, DP3A juga akan melibatkan laki-laki. Salah satunya dengan upaya Gerakan Laki Laki Sayang Ibu.
Baca juga: Pelkesi tingkatkan pengetahuan kader posyandu-kesehatan Sigi tentang ASI
Baca juga: Menyusui Mampu Tingkatkan Kualitas Hidup Ibu
Baca juga: Tidak Ada Alasan Tidak Memberikan ASI
"ASI eksklusif atau memberikan ASI saja selama enam bulan kepada anak, sama halnya dengan memberikan harapan hidup lebih panjang bagi anak," kata General Manager WVI Wilayah Sulawesi dan Maluku Radika Pinto, di Palu, Selasa.
Dalam menyambut pekan ASI sedunia tahun 2019, Wahana Visi Indonesia, Save The Children bekerjasama dengan IBI dan Dinas Kesehatan Kota Palu menyelenggarakan kegiatan bersama mempromosikan kembali inisiasi menyusui dini (IMD), pemberian makanan tambahan pendamping ASI berbahan lokal.
Ia menyebut dalam situasi bencana, bayi yang diberikan susu formula akan lebih rentan sakit diare bahkan berisiko meninggal karena minimnya ketersediaan air bersih, serta alat pengolahan yang terbatas.
"Karena itu memberikan ASI saja sejak anak lahir termasuk bagian dari pengurangan risiko apabila bencana terjadi. Selain itu tentunya memperkuat relasi (bounding) ibu dengan bayinya," kata Radika.
Wahana Visi Indonesia mendukung upaya pemberian ASI Ekslusif, bahkan sejak awal kelahiran melalui promosi IMD (Inisiasi Menyusu Dini) kepada petugas kesehatan/penolong kelahiran. Pelatihan kepada kader posyandu juga dilakukan agar ASI eksklusif bisa berhasil/tuntas termonitor, dan pada akhirnya upaya untuk mengurangi kekerdilan (stunting) juga dapat tercapai.
Terkait pentingnya ASI eksklusif, Kepala DP3A Sulteng Ihsan Basir mengemukakan pemberian ASI eksklusif sangat penting karena memiliki berbagai manfaat bagi sang bayi maupun ibu.
"Manfaat ASI eksklusif bagi bayi antara lain dapat menurunkan risiko terkena berbagai penyakit infeksi seperti diare, infeksi telinga, infeksi saluran pernafasan bawah, alergi, radang selaput otak, leukemia, dan lain-lain. Hal ini akan menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan balita. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga dapat menurunkan risiko obesitas pada anak, meningkatkan kecerdasan, dan memperkuat ikatan antara ibu dan bayinya," kata dia.
Ihsan juga menyebut bahwa manfaat bagi ibu sendiri tidak kalah banyaknya. Pemberian ASI eksklusif terbukti membantu menurunkan berat badan sang ibu secara alami, mengurangi risiko terkena kanker payudara dan indung telur serta risiko pendarahan setelah melahirkan. Selain itu, dapat menunda kehamilan baru jika menyusui dilakukan secara rutin.
"Manfaat tambahan lainnya, yaitu dari segi ekonomi dimana sang ibu tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli susu formula selama enam bulan bahkan sampai dua tahun," katanya.
Ia mengutarakan hal-hal tersebut sejalan dengan program dan kegiatan di Dinas P3A Sulteng. Bahkan untuk, mempercepat dan meningkatkan program ASI Ekslusif, DP3A juga akan melibatkan laki-laki. Salah satunya dengan upaya Gerakan Laki Laki Sayang Ibu.
Baca juga: Pelkesi tingkatkan pengetahuan kader posyandu-kesehatan Sigi tentang ASI
Baca juga: Menyusui Mampu Tingkatkan Kualitas Hidup Ibu
Baca juga: Tidak Ada Alasan Tidak Memberikan ASI