Poso (ANTARA) - Pejabat Kementerian Pariwisata RI Ratna Suranti mengatakan Kementrian Pariwisata akan terus mendorong promosi Danau Poso hingga tingkat internasional sehingga kelestarian danau itu perlu dijaga terus menerus.
"Kami ingin kegiatan ini memberikan dampak manfaat diberbagai bidang baik ekonomi, sosial maupun pendidikan dan kami terus mendukung serta optimisi mendatangkan wisatawan," katanya pada Pembukaan Festival Danau Poso (FDP) ke 21 di Tentena, Senin (26/8) malam.
Ratna yang juga Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar itu mengatakan FDP Poso telah ditetapkan dan dimasukan dalam 100 kalender kepariwisataan Kemenpar.
"Saat itu sangat sulit menentukan mana yang akan masuk dalam 100 kalender kepariwisataan Kemenpar," katanya.
Dia berpesan, masyarakat harus menjaga kelestarian Danau Poso sebagai bukti bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam.
FDP ke 21 yang berlangsung hingga 31 Agustus 2019 di tepi Danau Poso di Tentena tersebut telah menyedot perhatian masyarakat setempat dan daerah sekitarnya serta wisatawan manca negara.
Sebelum FDP dibuka, sejumlah kegiatan pendukung ditampilkan salah satunya parade peserta dari 19 kecamatan kemudian suguhan tarian dari Kabupaten Parigi Moutong dan di lanjutkan dengan tarian torompio masal yang melibatkan sebanyak 500 anak-anak.
Hadir pada pembukaan FDP diantaranya Pejabat Pemkab Poso, perwakilan Kementerian Pariwisata, Bupati Minahasa Selatan, Bupati Parigi Moutong, Kepala BPK-RI dan Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu serta tamu undangan.
Baca juga : Danau Poso jadi prioritas penyelamatan dalam RPJMN 2014-2019
Menurut bupati, usia patung megalitikum di wilayah Lore diperkirakan sekitar 1.500 tahun lebih sebelum masehi dan di wilayah itu tercatat sebanyak 1.450 patung.
"Kami sungguh menyadari kemajuan dunia pariwisata di kabupaten Poso, hal ini merupakan dukungan dan tidak lepas dari arahan Menteri Pariwisata serta kerja sama semua pihak demi kemajuan sektor pariwisata secara nasional," ujar Darmin.
Dikatakannya, FDP pertama dilaksanakan pada tahun 1989 dengan tujuan sebagai sarana promosi pariwisata di Provinsi Sulteng khsususnya di Kabupaten Poso.
Seiring kemajuan zaman, kegiatan kepariwisataan itu dijadikan indikator untuk meyakinkan wisatawan domestik maupun mancanegara bahwa tanah Poso sangat amam dan pantas untuk di kunjungi, berbeda dengan opini yang selama ini beredar di luar.
"Keamanan ini bisa kita buktikan dengan sederetan destinasi wisata yang sangat indah dan menarik untuk dilihat dan dinikmati oleh wisatawan," katanya.
Melalui kegiatan itu, pemerintah setempat menjawab anggapan-anggapan negatif, bahwa Poso memiliki harapan baru yang ramah dan terbuka bagi siapa saja datang berkunjung.***
"Kami ingin kegiatan ini memberikan dampak manfaat diberbagai bidang baik ekonomi, sosial maupun pendidikan dan kami terus mendukung serta optimisi mendatangkan wisatawan," katanya pada Pembukaan Festival Danau Poso (FDP) ke 21 di Tentena, Senin (26/8) malam.
Ratna yang juga Sekretaris Tim Percepatan Pengembangan Wisata Bahari Kemenpar itu mengatakan FDP Poso telah ditetapkan dan dimasukan dalam 100 kalender kepariwisataan Kemenpar.
"Saat itu sangat sulit menentukan mana yang akan masuk dalam 100 kalender kepariwisataan Kemenpar," katanya.
Dia berpesan, masyarakat harus menjaga kelestarian Danau Poso sebagai bukti bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam.
FDP ke 21 yang berlangsung hingga 31 Agustus 2019 di tepi Danau Poso di Tentena tersebut telah menyedot perhatian masyarakat setempat dan daerah sekitarnya serta wisatawan manca negara.
Sebelum FDP dibuka, sejumlah kegiatan pendukung ditampilkan salah satunya parade peserta dari 19 kecamatan kemudian suguhan tarian dari Kabupaten Parigi Moutong dan di lanjutkan dengan tarian torompio masal yang melibatkan sebanyak 500 anak-anak.
Hadir pada pembukaan FDP diantaranya Pejabat Pemkab Poso, perwakilan Kementerian Pariwisata, Bupati Minahasa Selatan, Bupati Parigi Moutong, Kepala BPK-RI dan Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu serta tamu undangan.
Baca juga : Danau Poso jadi prioritas penyelamatan dalam RPJMN 2014-2019
PT.Poso Energy dan Pemkab sosialisasi penataan Danau Poso
Bupati Poso Darmin Agustinus Sigilipu dalan sambutanya mengatakan Poso memiliki sejumlah objek wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah lain, mulai objek wisata alam hingga objek wisata situs sejarah, di kawasan situs budaya peninggalan prasejarah yang berada di wilayah Lore.Menurut bupati, usia patung megalitikum di wilayah Lore diperkirakan sekitar 1.500 tahun lebih sebelum masehi dan di wilayah itu tercatat sebanyak 1.450 patung.
"Kami sungguh menyadari kemajuan dunia pariwisata di kabupaten Poso, hal ini merupakan dukungan dan tidak lepas dari arahan Menteri Pariwisata serta kerja sama semua pihak demi kemajuan sektor pariwisata secara nasional," ujar Darmin.
Dikatakannya, FDP pertama dilaksanakan pada tahun 1989 dengan tujuan sebagai sarana promosi pariwisata di Provinsi Sulteng khsususnya di Kabupaten Poso.
Seiring kemajuan zaman, kegiatan kepariwisataan itu dijadikan indikator untuk meyakinkan wisatawan domestik maupun mancanegara bahwa tanah Poso sangat amam dan pantas untuk di kunjungi, berbeda dengan opini yang selama ini beredar di luar.
"Keamanan ini bisa kita buktikan dengan sederetan destinasi wisata yang sangat indah dan menarik untuk dilihat dan dinikmati oleh wisatawan," katanya.
Melalui kegiatan itu, pemerintah setempat menjawab anggapan-anggapan negatif, bahwa Poso memiliki harapan baru yang ramah dan terbuka bagi siapa saja datang berkunjung.***