Palu (ANTARA) - Dua Kelompok Daerah Perlindungan Laut (DPL) dan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulawesi Tengah, sepakat bekerjasama untuk melindungi area utama keanekaragaman hayati (key biodiversty area/KBA) pada di perairan Balantak, Kabupaten Banggai.
"Keragamanhayati yang tinggi itu tak lepas dari ancaman yang tinggi pula, pratik overfishing dan destructive fishing merupakan ancaman utama bagi kelangsungan keragamanhayati di KBA ini," ucap Direktur Relawan Orang dan Alam (ROA) Sulteng, Mochammad Subarkah di Palu, Minggu.
Baca juga: ROA Sulteng tingkatkan kapasitas kelompok perlindungan laut Banggai
Untuk mengurangi tingkat ancaman bagi keragamanhayati di KBA perairan Balantak, pada tahun 2017 hingga 2019 melalui dukungan pendanaan RIT CEPF Burung Indonesia, ROA telah memfasilitasi identifikasi, perumusan dan penetapan DPL di Kelurahan Talang Batu dan Desa Luok di Kecamatan Balantak, katanya.
Kesepakatan itu diikutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman konservasi pengelolaan daerah perlindungan laut dan perlindungan wilayah key biodiversity area perairan Balantak, dalam bingkai pembangunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Sulawesi Tengah.
Subarkah mengatakan latar belakang kerjasama tersebut didasari wilayah perairan Balantak memiliki jenis keragaman hayati yang cukup tinggi, terdapat diantaranya penyu, hiu, dan beberapa jenis terumbu karang, ikan karang dan lamun serta perairan itu menjadi lintasan ikan paus serta lumba-lumba.
Karena itu dibutuhkan komitmen bersama untuk melindungi perairan Balantak yang penuh dengan keanekaragaman hayati.
Baca juga: OJK Sulteng dan KPH Dampelas Tinombo bahas peluang produk pasar HHBK
Ia menjelaskan keberadaan dua kelompok DPL tersebut menjadi bagian penting dalam melakukan perlindungan dan pemanfaatan serta pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang berkelanjutan.
Namun perlu dikuatkan dengan peran para pihak. Karena itu, ROA, kata dia, perlu memfasilitasi para pihak untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi dalam proses perlindungan maupun pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir dan laut.
"Peran para pihak itu kemudian diwujudkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman antara DPL-DKP Sulteng sepakat lindungi keanekaragaman hayati Balantak, Kelompok DPL Tanjung Saro Kelurahan Talang Batu dan Kelompok DPL Fajar Indah Desa Luok Kecamatan Balantak dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah," ungkap Subarkah.
Terkait hal itu, Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, Edward O Yusuf menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi apa yang telah dibangun selama ini oleh masyarakat, utamanya membangun kelompok untuk menjaga dan melindungi, memanfaatkan serta mengelola wilayah pesisir dan laut untuk menjaga keberlangsungan keanekaragaman hayati yang ada di wilayahnya masing-masing.
"Ada keterkaitan dan keterhubungan antara visi misi Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah dimana dua kelompok ini memiliki program yang berkaitan dengan nilai-nilai konservasi dan kami pun memiliki visi pembangunan berkelanjutan dan misi meningkatkan upaya konservasi. Nah, ini bila dikelola dan dimanfaatkan secara bijaksana, laut akan menyediakan kedaulatan pangan, energi dan penyediaan lapangan kerja serta yang terpenting adalah kualitas lingkungan tetap terjaga khususnya ekosistem wilayah pesisir dan lau," kata Edward.
Baca juga: ROA desiminasikan program kba perairan balantak
Kelompok DPL Tanjung Saro Kelurahan Talang Batu dan Kelompok DPL Fajar Indah Desa Luok Kecamatan Balantak dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah, sepakat melindungi keanekaragaman hayati di Perairan Balantak, Minggu (1/9/2019) (ANTARA/Muhammad Hajiji)
"Keragamanhayati yang tinggi itu tak lepas dari ancaman yang tinggi pula, pratik overfishing dan destructive fishing merupakan ancaman utama bagi kelangsungan keragamanhayati di KBA ini," ucap Direktur Relawan Orang dan Alam (ROA) Sulteng, Mochammad Subarkah di Palu, Minggu.
Baca juga: ROA Sulteng tingkatkan kapasitas kelompok perlindungan laut Banggai
Untuk mengurangi tingkat ancaman bagi keragamanhayati di KBA perairan Balantak, pada tahun 2017 hingga 2019 melalui dukungan pendanaan RIT CEPF Burung Indonesia, ROA telah memfasilitasi identifikasi, perumusan dan penetapan DPL di Kelurahan Talang Batu dan Desa Luok di Kecamatan Balantak, katanya.
Kesepakatan itu diikutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman konservasi pengelolaan daerah perlindungan laut dan perlindungan wilayah key biodiversity area perairan Balantak, dalam bingkai pembangunan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Sulawesi Tengah.
Subarkah mengatakan latar belakang kerjasama tersebut didasari wilayah perairan Balantak memiliki jenis keragaman hayati yang cukup tinggi, terdapat diantaranya penyu, hiu, dan beberapa jenis terumbu karang, ikan karang dan lamun serta perairan itu menjadi lintasan ikan paus serta lumba-lumba.
Karena itu dibutuhkan komitmen bersama untuk melindungi perairan Balantak yang penuh dengan keanekaragaman hayati.
Baca juga: OJK Sulteng dan KPH Dampelas Tinombo bahas peluang produk pasar HHBK
Ia menjelaskan keberadaan dua kelompok DPL tersebut menjadi bagian penting dalam melakukan perlindungan dan pemanfaatan serta pengelolaan wilayah pesisir dan laut yang berkelanjutan.
Namun perlu dikuatkan dengan peran para pihak. Karena itu, ROA, kata dia, perlu memfasilitasi para pihak untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi dalam proses perlindungan maupun pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir dan laut.
"Peran para pihak itu kemudian diwujudkan dalam bentuk penandatanganan nota kesepahaman antara DPL-DKP Sulteng sepakat lindungi keanekaragaman hayati Balantak, Kelompok DPL Tanjung Saro Kelurahan Talang Batu dan Kelompok DPL Fajar Indah Desa Luok Kecamatan Balantak dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah," ungkap Subarkah.
Terkait hal itu, Kepala Bidang Pengelolaan Ruang Laut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tengah, Edward O Yusuf menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi apa yang telah dibangun selama ini oleh masyarakat, utamanya membangun kelompok untuk menjaga dan melindungi, memanfaatkan serta mengelola wilayah pesisir dan laut untuk menjaga keberlangsungan keanekaragaman hayati yang ada di wilayahnya masing-masing.
"Ada keterkaitan dan keterhubungan antara visi misi Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah dimana dua kelompok ini memiliki program yang berkaitan dengan nilai-nilai konservasi dan kami pun memiliki visi pembangunan berkelanjutan dan misi meningkatkan upaya konservasi. Nah, ini bila dikelola dan dimanfaatkan secara bijaksana, laut akan menyediakan kedaulatan pangan, energi dan penyediaan lapangan kerja serta yang terpenting adalah kualitas lingkungan tetap terjaga khususnya ekosistem wilayah pesisir dan lau," kata Edward.
Baca juga: ROA desiminasikan program kba perairan balantak