Palu (ANTARA) - Sedikitnya 560 perempuan penyintas korban bencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala, yang kehilangan mata pencaharian, memperoleh dana stimulan berupa modal usaha dari Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) dengan dukungan dana Childfund dan AKH Germany.
"Bantuan usaha yang kita berikan berupa modal usaha pribadi dan kelompok usaha. Kita juga bantu alat-alat produksi untuk kelompok usaha," kata Koordinator Unit Penggalangan Sumber Daya, YSKK, Iwan Setiyoko usai menyerahkan bantuan modal usaha dan alat usaha kepada perempuan penyintas dan kelompok usaha penyintas di hunian sementara (huntara) Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa.
Ia mengatakan modal usaha yang diberikan sejak Maret hingga akhir September sudah sebesar Rp1,6 miliar.
Bantuan tersebut meliputi dana stimulan modal usaha kepada perempuan penyintas yang kehilangan mata pencahariannya yang tinggal di rumah senilai Rp2,25 juta, yang tinggal di huntara Rp2,75 juta dan kepada kelompok usaha Rp11 juta.
"Mereka yang mendapat dana stimulan bantuan modal usaha akan mendapat pendampingan agar usaha yang mereka jalankan dari modal usaha yang kami berikan tetap berjalan," katanya.
Baca juga: Setahun Bencana Sulteng - Penyintas bangun tugu peringatan bencana di Palu
Baca juga: Bangkitkan ekonomi penyintas Pasigala lewat "Gerai Perempuan Bercerita"
Selain itu, lanjutnya sejumlah instansi baik di tataran Pemerintah Povinsi Sulawesi Tengah hingga kota dan kabupaten juga telah menyampaikan komitmennya untuk mendampingi dan membina kelompok-kelompok usaha dan penerima modal usaha pribadi meski yayasan kemanusiaan itu telah meninggalkan wilayah terdampak bencana nanti.
"Instansi yang sudah menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program ini yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Penanaman Modal dan Pelyanan Terpadu Satu Pintu dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak," katanya.
Agar produk usaha para penerima bantuan yang sebagian besar makanan itu laku di pasaran, katanya, pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait membantu memasarkan produk-produk buatan mereka dengan menyediakan gerai penjualan produk buatan para penyintas hingga memasarkannya ke luar daerah.
Sejumlah ibu rumah tangga penyintas bencana mengikuti pelatihan pengembang web bertajuk "Coding Mum" di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (18/9/2019). ANTARA FOTO/Basri Marzuki/NZ
"Bantuan usaha yang kita berikan berupa modal usaha pribadi dan kelompok usaha. Kita juga bantu alat-alat produksi untuk kelompok usaha," kata Koordinator Unit Penggalangan Sumber Daya, YSKK, Iwan Setiyoko usai menyerahkan bantuan modal usaha dan alat usaha kepada perempuan penyintas dan kelompok usaha penyintas di hunian sementara (huntara) Kelurahan Layana Indah, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Selasa.
Ia mengatakan modal usaha yang diberikan sejak Maret hingga akhir September sudah sebesar Rp1,6 miliar.
Bantuan tersebut meliputi dana stimulan modal usaha kepada perempuan penyintas yang kehilangan mata pencahariannya yang tinggal di rumah senilai Rp2,25 juta, yang tinggal di huntara Rp2,75 juta dan kepada kelompok usaha Rp11 juta.
"Mereka yang mendapat dana stimulan bantuan modal usaha akan mendapat pendampingan agar usaha yang mereka jalankan dari modal usaha yang kami berikan tetap berjalan," katanya.
Baca juga: Setahun Bencana Sulteng - Penyintas bangun tugu peringatan bencana di Palu
Baca juga: Bangkitkan ekonomi penyintas Pasigala lewat "Gerai Perempuan Bercerita"
Selain itu, lanjutnya sejumlah instansi baik di tataran Pemerintah Povinsi Sulawesi Tengah hingga kota dan kabupaten juga telah menyampaikan komitmennya untuk mendampingi dan membina kelompok-kelompok usaha dan penerima modal usaha pribadi meski yayasan kemanusiaan itu telah meninggalkan wilayah terdampak bencana nanti.
"Instansi yang sudah menyatakan komitmennya untuk melanjutkan program ini yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Penanaman Modal dan Pelyanan Terpadu Satu Pintu dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak," katanya.
Agar produk usaha para penerima bantuan yang sebagian besar makanan itu laku di pasaran, katanya, pihaknya bekerja sama dengan instansi terkait membantu memasarkan produk-produk buatan mereka dengan menyediakan gerai penjualan produk buatan para penyintas hingga memasarkannya ke luar daerah.