Palu (ANTARA) - Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, memotivasi mahasiswa semua tingkatan semester dan jurusan untuk membangun budaya membaca dan menulis, demi menunjang upaya perguruan tinggi tersebut dalam percepatan pencapaian mutu akademik.
"Mahasiswa IAIN Palu harus memiliki kemampuan membaca dan menulis. Karena itu, budaya membaca dan menulis harus dibangun, agar mahasiswa terbiasa," ucap Rektor IAIN Palu Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi MPd, di Palu, Kamis.
Baca juga: BEI: IAIN kampus pertama miliki galeri investasi berbasis syariah di Sulteng
Upaya membangun budaya membaca dan menulis di tingkat mahasiswa antara lain dengan digelarnya workshop pembudayaan mutu literasi bagi mahasiswa IAIN Palu dengan menggandeng Perpustakaan Daerah Sulteng yang diikuti ratusan mahasiswa.
Prof Sagaf yang merupakan Guru Besar Manajemen Pendidikan menuturkan, literasi membangun budaya membaca dan menulis menjadi satu metode meningkatkan mutu dan daya saing mahasiswa IAIN Palu.
Karena, hal itu menjadi salah satu indikator kompetensi khususnya pada aspek kognitif yang berkaitan langsung dengan kecakapan berbahasa, membaca dan menulis. Karena itu, menurut dia, penting mahasiswa memiliki kecakapan dan kemampuan berbahasa, menulis dan membaca.
Hal itu sejalan dengan tuntutan pembelajaran yang diterapkan oleh pemerintah, dimana fokus pembelajaran tidak hanya menjadikan guru atau dosen sebagai fokus utama. Tetapi siswa atau mahasiswa-lah yang menjadi sasaran dari target pembelajaran.
"Apalagi di tingkat perguruan tinggi. Mahasiswa harus lebih bisa berbahasa, tidak hanya bahasa Indonesia tetapi harus berbahasa asing Inggris dan Arab, serta mampu menulis," ucap Prof Sagaf.
Baca juga: 234 peserta bidikmisi IAIN dilatih menulis karya ilmiah dan soft skill
Selain itu, Prof Sagaf menegaskan, membaca dan menulis secara Islam merupakan suatu perintah yang harus dilaksanakan. Hal ini merujuk pada Firman Allah Surah Al-Alaq ayat 1 - 5.
Saat ini, menurut dia, budaya membaca mulai menurun seiring berkembang pesatnya digitalisasi di era modern. Padahal, perkembangan digitalisasi, mestinya membuat masyarakat lebih cenderung meningkatkan minat baca dan menulis.
"Perlu mendorong penggunaan alat elektronik dan digital ke ranah positif sehingga budaya membaca terbangun," ujarnya.
Buku ujar dia, menjadi salah satu sarana pendongkrak utama pembentukan kecerdasan intelektual, dan dapat membantu pembentukan kecerdasan spiritual dan etika.
"Problem saat ini, karena kurangnya minat baca. Akibatnya, terjadinya perdebatan-perdebatan yang tidak pada substansi," sebut Prof Sagaf.
Baca juga: Civitas akademik IAIN Palu pakai sarung pada upacara hari santri
Workshop pembudayaan mutu literasi yang dibuka oleh Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd, Kamis. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
"Mahasiswa IAIN Palu harus memiliki kemampuan membaca dan menulis. Karena itu, budaya membaca dan menulis harus dibangun, agar mahasiswa terbiasa," ucap Rektor IAIN Palu Prof Dr KH Sagaf S Pettalongi MPd, di Palu, Kamis.
Baca juga: BEI: IAIN kampus pertama miliki galeri investasi berbasis syariah di Sulteng
Upaya membangun budaya membaca dan menulis di tingkat mahasiswa antara lain dengan digelarnya workshop pembudayaan mutu literasi bagi mahasiswa IAIN Palu dengan menggandeng Perpustakaan Daerah Sulteng yang diikuti ratusan mahasiswa.
Prof Sagaf yang merupakan Guru Besar Manajemen Pendidikan menuturkan, literasi membangun budaya membaca dan menulis menjadi satu metode meningkatkan mutu dan daya saing mahasiswa IAIN Palu.
Karena, hal itu menjadi salah satu indikator kompetensi khususnya pada aspek kognitif yang berkaitan langsung dengan kecakapan berbahasa, membaca dan menulis. Karena itu, menurut dia, penting mahasiswa memiliki kecakapan dan kemampuan berbahasa, menulis dan membaca.
Hal itu sejalan dengan tuntutan pembelajaran yang diterapkan oleh pemerintah, dimana fokus pembelajaran tidak hanya menjadikan guru atau dosen sebagai fokus utama. Tetapi siswa atau mahasiswa-lah yang menjadi sasaran dari target pembelajaran.
"Apalagi di tingkat perguruan tinggi. Mahasiswa harus lebih bisa berbahasa, tidak hanya bahasa Indonesia tetapi harus berbahasa asing Inggris dan Arab, serta mampu menulis," ucap Prof Sagaf.
Baca juga: 234 peserta bidikmisi IAIN dilatih menulis karya ilmiah dan soft skill
Selain itu, Prof Sagaf menegaskan, membaca dan menulis secara Islam merupakan suatu perintah yang harus dilaksanakan. Hal ini merujuk pada Firman Allah Surah Al-Alaq ayat 1 - 5.
Saat ini, menurut dia, budaya membaca mulai menurun seiring berkembang pesatnya digitalisasi di era modern. Padahal, perkembangan digitalisasi, mestinya membuat masyarakat lebih cenderung meningkatkan minat baca dan menulis.
"Perlu mendorong penggunaan alat elektronik dan digital ke ranah positif sehingga budaya membaca terbangun," ujarnya.
Buku ujar dia, menjadi salah satu sarana pendongkrak utama pembentukan kecerdasan intelektual, dan dapat membantu pembentukan kecerdasan spiritual dan etika.
"Problem saat ini, karena kurangnya minat baca. Akibatnya, terjadinya perdebatan-perdebatan yang tidak pada substansi," sebut Prof Sagaf.
Baca juga: Civitas akademik IAIN Palu pakai sarung pada upacara hari santri