Palu (ANTARA) - Inspektorat Wilayah III Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI mengharapkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah agar meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan, agar pemanfaatannya sesuai dengan peruntukan.
"Anggaran yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada IAIN Palu, maka IAIN Palu harus mampu dan sanggup memanfaatkan dengan benar anggaran yang diberikan, serta sanggup mempertanggung jawabkannya," ucap Inspektur Wilayah III Inspektorat Jenderal Kemenag, Hilmi Muhammadiyah, di Palu, Minggu.
Negara memberikan anggaran kepada IAIN Palu untuk tahun anggaran 2019 yang terdaftar dalam pagu perguruan tinggi keagamaan Islam negeri tersebut, Rp131,376 miliar. Anggaran ratusan miliar itu, digunakan oleh komponen civitas akademik IAIN Palu selama setahun penuh pada 2019.
Baca juga: Anggaran bidikmisi IAIN Palu lima tahun terakhir Rp5,596 miliar
Pagu anggaran senilai Rp131,376 miliar pada tahun 2019, meningkat bila dibandingkan dengan pagu anggaran IAIN Palu pada tahun 2018 yang hanya berjumlah kurang lebih Rp67,551 miliar.
Pada tahun 2018, dari anggaran senilai Rp67.551 Miliar, IAIN Palu mampu merealisasikan Rp63.277 Miliar. Dengan demikian sisa anggaran tahun 2018 yang dikembalikan ke KAS Negara senilai Rp4,273 Miliar.
IAIN Palu pernah meraih penghargaan serapan dan realisasi anggaran tertinggi Semester I Januari-Juni pada tahun 2015 yang diserahkan oleh Dirjen Pendis Kemenag Prof Dr Kamaruddin Amin. Saat itu serapan anggaran IAIN Palu mencapai Rp26,6 miliar atau sekitar 32 Persen .
Pada tahun 2015 pagu anggaran IAIN Palu berjumlah Rp79,494 miliar dengan realisasi mencapai Rp76,832 miliar atau 96,65 persen.
Pagu tersebut diperuntukan belanja pegawai dengan realisasi Rp22,974 miliar, belanja barang Rp15,978 miliar, belanja modal senilai Rp36,321 miliar dan bantuan sosial senilai Rp1,558 miliar.
Himi Muhammadiyah mengingatkan, penggunaan atau pemanfaatan anggaran harus sesuai dengan peruntukan yang telah tercantum dalam rencana kegiatan anggaran. Tidak boleh, sebut dia, memaksanakan penggunaan anggaran bila tidak terdaftar.
"Misalkan, membangun lapangan futsal sementara tidak ada peruntukkan anggaran untuk hal itu. Atau melaukan kegiatan-kegiatan seremonial lainnya seperti pelantikan dharma wanita dan setersunya," ujar dia.
Baca juga: BEI: IAIN kampus pertama miliki galeri investasi berbasis syariah di Sulteng
Hilmi mengaku banyak satker dibawah naungan Kemenag RI yang berada di wilayah kerja Inpektorat Wilayah III, akuntabilitas keuangannya "parah".
"Parahnya hal itu karena, banyak satker melakukan kegiatan-kegiatan yang semestinya tidak dilakukan," sebut dia.
Ia menambahkan, dirinya berharap IAIN Palu untuk meningkatkan integritas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan maka perlu menggenjot beberapa aspek anara lain, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan, meningkatkan mutu kinerja aparatur.
Sementara itu, Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd mengemukakan, salah satu kelemahan perguruan tinggi yang dipimpinnya saat ini yakni, lemahnya disiplin kerja.
"Salah satu kelemahan yang saya rasakan di IAIN Palu ialah, lemahnya disiplin kerja," sebut Prof Sagaf.
Olehnya, kata dia, penting dilakukan pembinaan terhadap kepegawaian untuk memaksimalkan kembali peran, tugas dan fungsi pegawai baik dosen maupun tenaga administrasi di lingkungan perguruan tinggi tersebut.
Baca juga: Kemenag nilai IAIN Palu layak jadi Universitas Islam Negeri
Inspektur Wilayah III Inspektorat Jenderal Kemenag, Hilmi Muhammadiyah menyampaikan materi kegiatan pembinaan kepagawaian, yang digelar oleh IAIN Palu di Palu. (ANTARA/Muhammad Hajiji)
"Anggaran yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada IAIN Palu, maka IAIN Palu harus mampu dan sanggup memanfaatkan dengan benar anggaran yang diberikan, serta sanggup mempertanggung jawabkannya," ucap Inspektur Wilayah III Inspektorat Jenderal Kemenag, Hilmi Muhammadiyah, di Palu, Minggu.
Negara memberikan anggaran kepada IAIN Palu untuk tahun anggaran 2019 yang terdaftar dalam pagu perguruan tinggi keagamaan Islam negeri tersebut, Rp131,376 miliar. Anggaran ratusan miliar itu, digunakan oleh komponen civitas akademik IAIN Palu selama setahun penuh pada 2019.
Baca juga: Anggaran bidikmisi IAIN Palu lima tahun terakhir Rp5,596 miliar
Pagu anggaran senilai Rp131,376 miliar pada tahun 2019, meningkat bila dibandingkan dengan pagu anggaran IAIN Palu pada tahun 2018 yang hanya berjumlah kurang lebih Rp67,551 miliar.
Pada tahun 2018, dari anggaran senilai Rp67.551 Miliar, IAIN Palu mampu merealisasikan Rp63.277 Miliar. Dengan demikian sisa anggaran tahun 2018 yang dikembalikan ke KAS Negara senilai Rp4,273 Miliar.
IAIN Palu pernah meraih penghargaan serapan dan realisasi anggaran tertinggi Semester I Januari-Juni pada tahun 2015 yang diserahkan oleh Dirjen Pendis Kemenag Prof Dr Kamaruddin Amin. Saat itu serapan anggaran IAIN Palu mencapai Rp26,6 miliar atau sekitar 32 Persen .
Pada tahun 2015 pagu anggaran IAIN Palu berjumlah Rp79,494 miliar dengan realisasi mencapai Rp76,832 miliar atau 96,65 persen.
Pagu tersebut diperuntukan belanja pegawai dengan realisasi Rp22,974 miliar, belanja barang Rp15,978 miliar, belanja modal senilai Rp36,321 miliar dan bantuan sosial senilai Rp1,558 miliar.
Himi Muhammadiyah mengingatkan, penggunaan atau pemanfaatan anggaran harus sesuai dengan peruntukan yang telah tercantum dalam rencana kegiatan anggaran. Tidak boleh, sebut dia, memaksanakan penggunaan anggaran bila tidak terdaftar.
"Misalkan, membangun lapangan futsal sementara tidak ada peruntukkan anggaran untuk hal itu. Atau melaukan kegiatan-kegiatan seremonial lainnya seperti pelantikan dharma wanita dan setersunya," ujar dia.
Baca juga: BEI: IAIN kampus pertama miliki galeri investasi berbasis syariah di Sulteng
Hilmi mengaku banyak satker dibawah naungan Kemenag RI yang berada di wilayah kerja Inpektorat Wilayah III, akuntabilitas keuangannya "parah".
"Parahnya hal itu karena, banyak satker melakukan kegiatan-kegiatan yang semestinya tidak dilakukan," sebut dia.
Ia menambahkan, dirinya berharap IAIN Palu untuk meningkatkan integritas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan maka perlu menggenjot beberapa aspek anara lain, meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundangan, meningkatkan mutu kinerja aparatur.
Sementara itu, Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd mengemukakan, salah satu kelemahan perguruan tinggi yang dipimpinnya saat ini yakni, lemahnya disiplin kerja.
"Salah satu kelemahan yang saya rasakan di IAIN Palu ialah, lemahnya disiplin kerja," sebut Prof Sagaf.
Olehnya, kata dia, penting dilakukan pembinaan terhadap kepegawaian untuk memaksimalkan kembali peran, tugas dan fungsi pegawai baik dosen maupun tenaga administrasi di lingkungan perguruan tinggi tersebut.
Baca juga: Kemenag nilai IAIN Palu layak jadi Universitas Islam Negeri