Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani terbang ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjalin beberapa kerja sama dalam upaya menekan impor minyak dan gas bumi (migas).
"Hari ini nanti saya dampingi ibu Menteri Keuangan pergi ke Dubai untuk menjalin kerja sama dua pemerintah dalam upaya menekan impor migas," kata Erick Thohir usai rapat bersama di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa.
Namun Erick tidak menjelaskan secara rinci agenda lawatan ke Dubai, termasuk membicarakan kerja sama apa saja. Ia hanya menjelaskan kerja sama tersebut antara dua pemerintahan yaitu Indonesia dan Dubai, terkait impor migas.
Menekan defisit neraca perdagangan menjadi salah satu fokus agenda Presiden Joko Widodo dalam periode kedua kepemimpinannya, yang ia sampaikan kepada para menteri terkait.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas Indonesia pada 2018 mencapai 50,4 juta ton, sedangkan impor solar sekitar 4,6 juta ton per tahun, artinya kontribusi impor solar hanya 9 persen terhadap impor migas.
Impor migas senilai 29,81 miliar dolar Amerika Serikat berkontribusi 18 persen dari total impor nonmigas sebesar 158 miliar dolar Amerika.
Dilihat dari porsi impor solar terhadap total impor nonmigas akan lebih kecil lagi yakni hanya 1,6 persen.
Baca juga: BPS: impor migas Desember naik 15,89 Persen
Baca juga: Komite Migas Rekomendasikan Ganti Impor Premium
"Hari ini nanti saya dampingi ibu Menteri Keuangan pergi ke Dubai untuk menjalin kerja sama dua pemerintah dalam upaya menekan impor migas," kata Erick Thohir usai rapat bersama di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa.
Namun Erick tidak menjelaskan secara rinci agenda lawatan ke Dubai, termasuk membicarakan kerja sama apa saja. Ia hanya menjelaskan kerja sama tersebut antara dua pemerintahan yaitu Indonesia dan Dubai, terkait impor migas.
Menekan defisit neraca perdagangan menjadi salah satu fokus agenda Presiden Joko Widodo dalam periode kedua kepemimpinannya, yang ia sampaikan kepada para menteri terkait.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas Indonesia pada 2018 mencapai 50,4 juta ton, sedangkan impor solar sekitar 4,6 juta ton per tahun, artinya kontribusi impor solar hanya 9 persen terhadap impor migas.
Impor migas senilai 29,81 miliar dolar Amerika Serikat berkontribusi 18 persen dari total impor nonmigas sebesar 158 miliar dolar Amerika.
Dilihat dari porsi impor solar terhadap total impor nonmigas akan lebih kecil lagi yakni hanya 1,6 persen.
Baca juga: BPS: impor migas Desember naik 15,89 Persen
Baca juga: Komite Migas Rekomendasikan Ganti Impor Premium