Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jepang memberikan pinjaman kepada Indonesia sebesar Rp 3,5 triliun untuk membangun kembali infrastruktur di Provinsi Sulawesi Tengah yang sempat diguncang gempa bumi pada tahun 2018.
Pihak Indonesia, yang diwakili oleh Direktur Jenderal Urusan Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya, dan Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Masafumi Ishii, telah menandatangani dokumen Nota Pertukaran untuk pinjaman senilai 27.970 miliar yen atau sekitar Rp 3,5 triliun di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut dikatakan oleh perwakilan Kedubes Jepang di Jakarta bagian ekonomi, Shimizu Kazuhiko, dalam pengarahan pers yang digelar di Kedubes Jepang di Jakarta, Selasa sore, setelah dokumen tersebut ditandatangani.
“Pinjaman tersebut untuk meningkatkan daya penanggulangan bencana dan pembangunan kembali infrastruktur di Sulawesi Tengah dari terjadinya gempa bumi pada bulan September 2018,” kata Shimizu.
Dia menjelaskan bahwa pinjaman tersebut memiliki suku bunga sebesar 0,01 persen dengan masa pengembalian selama 40 tahun, termasuk masa tenggang atau grace period selama 10 tahun.
“Pemerintah Jepang terus mendukung pelaksanaan kerja sama bantuan hibah dan teknis untuk Indonesia sejak awal terjadi gempa dan mendukung pelaksanaan pemulihan dan pembangunan kembali infrastruktur di Indonesia, berdasarkan kebijakan Indonesia,” kata dia.
Dia menjelaskan bahwa pinjaman tersebut nantinya akan disalurkan untuk perbaikan dan pembangunan kembali sejumlah infrastruktur seperti jalan-jalan dan jembatan, termasuk jalan yang terintegrasi serta upaya mitigasi tsunami di tiga area di Sulawesi Tengah, yakni kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi.
Dana itu akan digunakan juga untuk memperbaiki fasilitas sungai dan kontrol sedimen untuk mencegah terjadinya likuifaksi, perbaikan sistem irigasi dan rekonstruksi rumah sakit Anutapura.
Shimizu mengatakan bahwa proyek tersebut akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia. Usai penandatanganan nota pertukaran pada 7 Januari 2020, pekerjaan konstruksi fase pertama akan segera dimulai. Keseluruhan proyek diperkirakan akan rampung pada tahun 2022 mendatang.
Baca juga: Jepang siap bantu pemulihan pascabencana di Sulteng
Baca juga: Jepang bantu percepatan rekonsutruksi hunian di Sulteng