Jakarta (ANTARA) - Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Audie S Latuheru menyebut remaja pelaju penusukan ibu kandung, CCS (18) diduga alami stress.
Saat diamankan polisi setelah kejadian penusukan tersebut, korban terus meronta-ronta hingga perlu diberikan obat penenang.
"Kemudian nanti diperiksa oleh psikolog penyebab stress, apakah ada keterkaitan dengan hal yang lainnya," ujar Audie di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, menurut keterangan yang dihimpun dari warga di sekitar tempat kejadian perkara, termasuk tantenya, CCS seringkali terlihat bermain "game online."
CCS juga seringkali melawan perintah dan membantah nasehat ibunya. Kondisi sang ibu, TS (47) juga dalam kondisi stress.
"Kasus ini masih kita dalami," ujar Audie.
Sebelumnya, remaja berinisial CCS (18) menusuk ibu kandungnya sendiri TS (47) menggunakan gunting sebanyak tiga tusukan hingga mengakibatkan luka serius pada Sabtu pagi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus menyebut CCS akan ditetapkan tersangka, namun saat ini dalam penanganan di Rumah Sakit Dr Jiwa Soeharto Heerdjan.
"Dia menjerit-jerit dan meronta saat diamankan anggota Bhabinkamtibmas Tanjung Duren," ujar Yusri di Jakarta, Sabtu.
Kejadian penusukan tersebut terjadi di rumah tersangka dan korban di kawasam Rawa Kepa, Grogol Petamburan Jakarta Barat.
Sementara sang ibu, akibat penusukan anaknya mengalami luka di kepala, tangan dan lambung. Ia masih dirawat di Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat.
Yusri mengatakan kejadian itu berawal dari tetangga korban yang mendengar ada teriakan seorang ibu dari dalam rumah korban.
Saat rumah korban yang terkunci berhasil dibuka paksa, terlihat korban menjerit. Sedangkan ibunya terkapar tak berdaya dengan bersimbah darah.
"Polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebuah gunting yang diduga digunakan saat penganiayaan tersebut," jelasnya.
Yusri menyebut adanya dugaan, pelaku menyukai seorang perempuan lalu meminta ijin kepada korban. Akan tetapi korban tidak mengijinkan.
"Kasus ini masih dalam penyidikan mengingat pelaku sedang dalam pemeriksaan di RS Jiwa Grogol untuk dites kejiwaannya," ujar dia menambahkan.
Saat diamankan polisi setelah kejadian penusukan tersebut, korban terus meronta-ronta hingga perlu diberikan obat penenang.
"Kemudian nanti diperiksa oleh psikolog penyebab stress, apakah ada keterkaitan dengan hal yang lainnya," ujar Audie di Jakarta, Sabtu.
Selain itu, menurut keterangan yang dihimpun dari warga di sekitar tempat kejadian perkara, termasuk tantenya, CCS seringkali terlihat bermain "game online."
CCS juga seringkali melawan perintah dan membantah nasehat ibunya. Kondisi sang ibu, TS (47) juga dalam kondisi stress.
"Kasus ini masih kita dalami," ujar Audie.
Sebelumnya, remaja berinisial CCS (18) menusuk ibu kandungnya sendiri TS (47) menggunakan gunting sebanyak tiga tusukan hingga mengakibatkan luka serius pada Sabtu pagi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus menyebut CCS akan ditetapkan tersangka, namun saat ini dalam penanganan di Rumah Sakit Dr Jiwa Soeharto Heerdjan.
"Dia menjerit-jerit dan meronta saat diamankan anggota Bhabinkamtibmas Tanjung Duren," ujar Yusri di Jakarta, Sabtu.
Kejadian penusukan tersebut terjadi di rumah tersangka dan korban di kawasam Rawa Kepa, Grogol Petamburan Jakarta Barat.
Sementara sang ibu, akibat penusukan anaknya mengalami luka di kepala, tangan dan lambung. Ia masih dirawat di Rumah Sakit Tarakan Jakarta Pusat.
Yusri mengatakan kejadian itu berawal dari tetangga korban yang mendengar ada teriakan seorang ibu dari dalam rumah korban.
Saat rumah korban yang terkunci berhasil dibuka paksa, terlihat korban menjerit. Sedangkan ibunya terkapar tak berdaya dengan bersimbah darah.
"Polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebuah gunting yang diduga digunakan saat penganiayaan tersebut," jelasnya.
Yusri menyebut adanya dugaan, pelaku menyukai seorang perempuan lalu meminta ijin kepada korban. Akan tetapi korban tidak mengijinkan.
"Kasus ini masih dalam penyidikan mengingat pelaku sedang dalam pemeriksaan di RS Jiwa Grogol untuk dites kejiwaannya," ujar dia menambahkan.