PM Timor Leste mundur setelah koalisi pendukung bubar

id timor leste,PM TImor Leste mengundurkan diri,politik di Timor Leste

PM Timor Leste mundur setelah koalisi pendukung bubar

KUNJUNGAN KERJA MENTERI PUPR DI TIMOR-LESTE. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) berbincang dengan Perdana Menteri Timor-Leste Taur Matan Ruak (tengah) didampingi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Timor-Leste Sahat Sitorus (kiri) di Gedung Kementerian Keuangan Timor-Leste, Dili, Jumat (30/08/2019). Menteri PUPR melakukan kunjungan kerja ke Timor-Leste untuk meningkatkan kerjasama kedua negara di berbagai bidang. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nzANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

Dili (ANTARA) - Perdana Menteri Timor Leste Taur Matan Ruak telah mengirimkan surat pengunduran dirinya ke Presiden Francisco Guterres setelah partai koalisi yang mendukung Ruak di parlemen bubar.

"Saya telah mengirimkan surat (pengunduran diri) ke presiden," kata Ruak ke awak media setelah dia bertemu dengan Presiden Guterres, Selasa.

PM Ruak mengatakan dia masih akan menjabat sampai surat pengunduran dirinya disetujui oleh presiden. "Kewajiban itu saya tunaikan demi menjamin pemerintahan tetap berjalan di negara ini," ujar dia.

Ruak, atau yang turut dikenal dengan Jose Maria de Vasconcelos, sempat menjabat sebagai presiden Timor Leste ke-3 untuk periode 2012-2017. Satu tahun setelahnya, ia terpilih sebagai perdana menteri ke-7 di bawah kepemimpinan Presiden Francisco "Lu Olo" Guterres pada 2018.

Saat mencalonkan diri sebagai perdana menteri, Ruak tergabung dalam koalisi Aliansi Perubahan untuk Kemajuan (AMP) yang menguasai lebih dari setengah suara legislatif di parlemen. Koalisi itu, di antaranya terdiri dari Partai Komunis Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT) dan Partai Pembebasan Rakyat (PLP).

Akan tetapi, hubungan antarpartai dalam koalisi mulai berjalan timpang, khususnya setelah rancangan anggaran negara yang diusulkan PM Ruak ditolak oleh parlemen. Dalam sesi pengambilan keputusan, CNRT yang diharapkan mendukung Ruak, justru memilih abstain.

Setelah kejadian itu, PM Ruak pada 21 Januari menyebut koalisi AMP telah bubar.