Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akan mengupayakan ketersediaan pangan secara berkelanjutan melalui optimalisasi program diversifikasi pangan untuk menunjang pemenuhan kebutuhan masyarakat.
"Diversifikasi konsumsi pangan tidak dimaksudkan untuk mengganti beras secara total, tetapi mengubah pola konsumsi pangan, sehingga masyarakat akan mengkonsumsi lebih banyak jenis pangan," kata Wakil Gubernur Sulteng Ma'mun Amir, di Palu, Selasa.
Ma'mun Amir mengatakan program diversifikasi pangan merupakan satu pendekatan dalam upaya pemenuhan pangan masyarakat, yang juga mendorong masyarakat mengkonsumsi semua jenis pangan.
"Diversifikasi pangan agar masyarakat mengkonsumsi pangan yang lebih banyak, tidak hanya bergantung pada satu jenis," ungkapnya.
Dia juga mengatakan gerakan diversifikasi pangan ini merupakan wujud apresiasi pemerintah daerah terhadap pentingnya konsumsi pangan lokal, sayur dan buah.
Menurut dia, indikator untuk mengetahui capaian diversifikasi konsumsi pangan adalah melalui skor pola pangan harapan yang ditentukan oleh konsumsi sembilan komponen pangan.
Sembilan komponen itu meliputi padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berlemak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah serta komponen lain.
Hal itu dilakukan dengan mendukung ketersediaan pangan secara berkelanjutan, melalui pengembangan pangan lokal sebagai warisan budaya leluhur seperti ubi banggai, jagung, pisang, sukun, talas, ubi jalar dan lain-lain.
"Jika skor PPH semakin tinggi menandakan konsumsi pangan masyarakat semakin beragam dan komposisinya semakin baik dan seimbang, sehingga daya tahan tubuh akan semakin terjaga, sehat dan kuat," katanya.
Saat ini, ia menambahkan tantangan utama di Sulawesi Tengah adalah masalah daerah rawan pangan dan stunting, karena terdapat 45 kecamatan di wilayah kabupaten/kota yang terindikasi rawan pangan, serta masih terdapat 31,26 persen penduduk balita yang tergolong stunting.
“Untuk mengentaskan kedua masalah tersebut, saya berharap agar kontribusi pangan lokal, sayur dan buah dapat dioptimalkan sehingga daerah rawan pangan dan stunting, dapat berkurang secara signifikan. Ayo kita kembangkan pangan lokal, sayur dan buah di lahan pekarangan maupun lahan yang masih kosong," katanya.
Berita Terkait
Pemkab Parimo evaluasi kinerja penurunan stunting
Rabu, 24 April 2024 6:54 Wib
Wakil Wali Kota Palu ajak pedagang pasar bantu pemerintah jaga inflasi
Selasa, 23 April 2024 20:19 Wib
FKUB-Sulteng ajak organisasi keagamaan tingkatkan kualitas kerukunan
Selasa, 23 April 2024 19:49 Wib
Wagub Sulteng ajak TP-PKK jalin kerja sama lintas perangkat daerah
Selasa, 23 April 2024 18:56 Wib
Udara Sulteng terpapar gas Sulfur Dioksid imbas erupsi Gunung Ruang
Selasa, 23 April 2024 18:48 Wib
Pemkab Parigi Moutong gelontorkan Rp13 miliar anggaran pengamanan pilkada
Selasa, 23 April 2024 17:14 Wib
KPU Parimo buka sayembara maskot dan jingle pilkada 2024
Selasa, 23 April 2024 17:12 Wib
BPSDMD Sulteng tingkatkan kompetensi ASN PPTK
Selasa, 23 April 2024 12:03 Wib