Palu, (antarasulteng.com) - Kepala Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Tengah, Purjoko berharap Road Map Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menjadi salah satu kunci pengendalian inflasi daerah.
"Sehingga permasalahan ketercukupan pasokan dari segi produksi, distribusi, struktural dan tata niaga dapat teratasi dari pokok permasalahannya," katanya di Palu, Sabtu.
Pelaksanaan program kerja yang tersusun dalam Road Map diharapkan menjadi faktor penahan kenaikan harga komoditas utama penyumbang inflasi.
"Jika program tersebut terlaksana dengan optimal, maka tenakan inflasi pada triwulan-triwulan mendatang diharapkan dapat berkurang," ujarnya.
Purjoko menyampaikan pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman kerjasama antara daerah di Kabupaten Banggai, awal Oktober 2015 lalu.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk kesepakatan untuk kerjasama dalam pemenuhan komoditas kebutuhan pokok antar daerah.
Kemudian kerjasama dalam pengembangan produk unggulan daerah, pengawasan kualitas dan kuantitas komoditas pangan, serta pemberian data dan informasi daerah yang kecukupan dan kekurangan suplai komoditas untuk kebutuhan pokok masyarakat.
Selain itu kata Purjoko, pihaknya memperkirakan peristiwa alam Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret mendatang ikut mempengaruhi tekanan inflasi di Kota Palu.
"Untuk triwulan I 2015 (TW I-2015), diperkirakan inflasi pada kisaran 6,5 persen sampai 6,9 persen," ungkapnya.
Kata dia, angka tersebut lebih tinggi bila dibandingkan dengan realisasi inflasi TW I-2015 yang tercatat 4,17 persen.
Walaupun kata Purjoko, Kota Palu di Januari 2016 mengalami deflasi sebesar 0,41 persen yang dipengaruhi oleh stabilnya pasokan ikan segar.
Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian Setda Sulteng, Bunga Elim Somba mengatakan pihaknya telah menyusun sejumlah strategi untuk menghadapi inflasi di tahun 2016. Kesemuanya itu kata dia, telah terangkum dalam Road Map TPID.
"Kesimpulannya TPID sudah punya strategi dan mekanisme untuk menekan laju inflasi" ujarnya.
