PLTA Sulewana Baru Terserap 48 Megawatt

id plta

PLTA Sulewana Baru Terserap 48 Megawatt

Kawasan PLTA Sulewana, Poso (ANTARANews)

Palu,  (antarasulteng.com) - Daya listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah baru terserap 48 megawatt dari 195 megawatt daya terpasang.

"Dari jumlah tersebut baru 28 megawatt masuk ke Palu, sisanya ke Tentena, Poso dan Parigi," kata Manager PLTA Sulewana Poso Mustakim di Palu, dalam diskusi bertajuk "Menyalakan Harapan untuk Sulteng Terang" yang dilaksanakan "Indonesia Development Engineering Colsultant/IDEC" di Palu, Jumat sore.

Forum diskusi tersebut menghadirkan para pihak berkompeten antara lain PLN, perusahaan pembangkit, pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemeritah Kota Palu, Kamar Dagang dan Industri, Asosisasi Pengusaha Indonesia, lembaga swadaya masyarakat dan media massa.

Mustakim mengatakan daya yang dihasilkan PLTA Sulewana seluruhnya sudah siap dipasok ke sistem kelistrikan di Sulawesi Tengah hanya saja terkendala jaringan yang hingga kini belum tuntas dibangun PLN.

Mestinya, kata Mustakim, ketika PLTA dibangun, PLN juga sudah harus membangun jaringan sehingga selesai pembangunan PLTA jaringan juga sudah siap.

"Tapi kami tidak mengerti kenapa transmisi telat dibangun. Jangan-jangan mereka (PLN) awalnya ragu dengan pembangunan PLTA Poso," katanya.

Dengan ketersediaan yang ada, kata dia, mestinya Sulawesi Tengah tidak mengalami defisit daya.

Saat ini kelistrikan Palu mengalami defisit sebesar 17 megawatt dari dari beban puncak sekitar 72,8 megawatt, sementara kemampuan PLN untuk menyalurkan dayanya hanya sekitar 55,6 megawatt. 

Selain defisit juga terdapat daftar tunggu sebanyak 34 megawatt sehingga kelistrikan Palu yang melayani Kabupaten Donggala, Sigi dan Kota Palu masih kekurangan sekitar 51 megawatt. 

Manager PLN Area Palu Emir Muhaimin mengakui kendala suplai listrik dari PLTA Sulewana terbentur pada pembangunan transmisi karena sebagian masyarakat menolak lahannya dilalui jaringan tersebut.

Dia mengatakan untuk jaringan listrik yang melintasi Pembewe-Loru dan Ngatabaru, Kabupaten Sigi masih terdapat lima tower yang belum terbangun dengan transmisi.

Emir memperkirakan jika sudah selesai masalah pembebasan lahan dalam waktu dekat maka seluruh jaringan sudah tersambung pada akhir Mei 2016.