Menlu periksa persiapan pertemuan IORA di JCC

id marsudi

Menlu periksa persiapan pertemuan IORA di JCC

Menlu RI, Retno Marsudi (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Kita lagi cek persiapan untuk IORA, terutama untuk KTT IORA, yang pertama yang akan diselenggarakan tanggal 7 Maret. Mudah-mudahan dengan persiapan yang sudah jadi ini, semua acaranya berjalan lancar
Jakarta (antarasulteng.com) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno memeriksa persiapan sarana dan prasarana untuk pertemuan Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 5-7 Maret 2017.

"Kita lagi cek persiapan untuk IORA, terutama untuk KTT IORA, yang pertama yang akan diselenggarakan tanggal 7 Maret. Mudah-mudahan dengan persiapan yang sudah jadi ini, semua acaranya berjalan lancar," kata Menlu Retno Marsudi saat ditemui di JCC di Jakarta, Sabtu.

Menlu Retno menjelaskan rangkaian pertemuan IORA akan didahului pertemuan tingkat pejabat tinggi pada 5 Maret, dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri pada 6 Maret, dan ditutup dengan pertemuan tingkat tinggi atau KTT pada 7 Maret.

Selain itu, pada 6 Maret juga akan diadakan "IORA Business Summit" yang akan dihadiri oleh sekitar 300 pengusaha dari negara-negara anggota IORA.

"Ada juga pameran foto yang menceritakan perjalanan IORA sejak didirikan sampai tahun ke-20," ujar Retno.

Namun, menurut Menlu RI, pelaksanaan KTT IORA untuk pertama kali ini tidak hanya untuk memperingati 20 tahun IORA berdiri, namun juga untuk meningkatkan IORA ke level yang lebih tinggi di kancah internasional.

"Indonesia, sebagai negara yang menunjukkan leadership di IORA, ingin membawa IORA ke tempat yang lebih terlihat di dalam konteks percaturan dunia," ujar dia.

Menlu mengatakan pemerintah Indonesia meyakini kawasan Samudera Hindia akan menjadi samudera masa depan pertumbuhan ekonomi dunia.

IORA adalah sebuah organisasi regional yang terdiri atas negara-negara pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia.

Organisasi yang beranghotakan 21 negara ini berdasarkan pada prinsip regionalisme terbuka untuk memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya memfasilitasi investasi, promosi, dan pembangunan sosial di kawasan.