Lima IMK Di Sulteng Tumbuh Akhir 2016

id industri, IMK

Lima IMK Di Sulteng Tumbuh Akhir 2016

Seorang petugas mengoperasikan mesin dalam pameran Manufaktur.(ANTARA/PUSPA PERWITASARI)

"Produksi IMK Sulteng pada TW IV-2016 mengalami pertumbuhan sebesar 2,27 persen dibanding triwulan sebelumnya. Sementara produksi IMK Nasional pada periode yang sama mengalami pertumbuhan sebesar 0,51 persen," kata Kepala Bidang statistik distribusi
Palu (antarasulteng.com) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah mencatat pertumbuhan produksi lima golongan Industri Menengah Kecil (IMK) pada triwulan IV Tahun 2016.

"Produksi IMK Sulteng pada TW IV-2016 mengalami pertumbuhan sebesar 2,27 persen dibanding triwulan sebelumnya. Sementara produksi IMK Nasional pada periode yang sama mengalami pertumbuhan sebesar 0,51 persen," kata Kepala Bidang statistik distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, Moh Wahyu di Palu, Sabtu.

Wahyu menjelaskan lima golongan itu yakni industri mesin dan perlengkapan sebesar 22,57 persen, golongan industri pengolahan lainnya sebesar 9,98 persen, golongan industri makanan 5,63 persen, golongan industri percetakan dan reproduksi media rekaman 5,62 persen dan golongan industri barang logam bukan mesin dan peralatannya sebesar 2,38 persen.

Namun, katanya, ada juga golongan IMK yang mengalami penurunan antara lain industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar minus 26,11 persen, golongan industri farmasi produk obat kimia dan tradisional menurun sebesar minus 21,95 persen, golongan industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan menurun sebesar minus 17,74 persen.

Kemudian golongan industri kayu, barang dari kayu dan gabus dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya menurun sebesar minus 0,54 persen.

Sementara pertumbuhan produksi IMK Sulteng, selama TW IV-2016, jika dibandingkan TW IV-2015 mengalami peningkatan sebesar 13,87 persen.

Wahyu menjelaskan industri manufaktur merupakan salah satu sektor andalan dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah.

Peningkatan pertumbuhan sektor ini diharapkan dapat semakin besar, sejalan dengan adanya transformasi struktural perekonomian Indonesia.

Sementara itu, perekonomian Sulteng yang tertuang dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sampai saat ini masih mengandalkan sektor pertanian dengan kontribusi mencapai sekitar 40 persen.

"Sektor industri manufaktur peranannya baru mencapai sekitar 7 hingga 8 persen," kata Wahyu. ***