Celios sebut enam sektor perindustrian tumbuh pesat pada 2025

id pemajuan industri, hilirisasi, celios, industri domestik

Celios sebut enam sektor perindustrian tumbuh pesat pada 2025

Pekerja memeriksa alat karbonisasi bahan material di pabrik bahan anoda baterai litium PT Indonesia BTR New Energy Material di sela-sela peresmian oleh Presiden Joko Widodo di Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Rabu (7/8/2024). ANTARA FOTO/Aji Styawan/YU

Jakarta (ANTARA) - Center of Economic and Law Studies (Celios) menyatakan setidaknya ada enam sektor perindustrian di Indonesia yang berpotensi tumbuh dengan pesat pada 2025.

Sektor tersebut adalah industri berteknologi tinggi untuk komponen energi terbarukan; semikonduktor; tekstil; suku cadang kendaraan bermotor; besi-baja; serta hilirisasi di sektor perikanan dan pertanian.

Direktur Celios Bhima Yudhistira Adhinegara saat dihubungi di Jakarta, Kamis, menjelaskan untuk industri berteknologi tinggi yang diperuntukkan sebagai komponen energi terbarukan, berpotensi melejit mengingat adanya komitmen dari Presiden Prabowo untuk membangun elektrifikasi bersih berdaya 75 gigawatt (GW) hingga 2040.

"Peluang industri berteknologi tinggi misalnya untuk baterai penyimpanan energi (energy saving storage), serta komponen panel surya, pembangkit angin, dan air," kata dia.

Ia mengatakan semakin cepat pemerintah menargetkan untuk memiliki elektrifikasi bersih, maka hal tersebut mesti sebanding dengan kesiapan rantai pasok industri dalam negeri, sehingga hal ini turut berpotensi menciptakan investasi di berbagai industri turunan baru.

Bhima mengatakan, untuk industri semikonduktor, tekstil pakaian jadi, suku cadang kendaraan bermotor, dan industri besi-baja berpotensi meningkat karena adanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Menurut dia, persaingan bisnis kedua negara adidaya itu bisa dimanfaatkan oleh Indonesia untuk menarik investasi dari produsen yang menghindari kenaikan tarif.

"Pabrik yang menghindari kenaikan tarif biasanya mendekati asal bahan baku atau mendekati ke pasar potensial. Indonesia memenuhi kriteria dua-duanya, kaya bahan baku sekaligus pasar yang potensial," katanya.

Sementara, hilirisasi produk perikanan dan pertanian berpotensi besar menjadi motor ekonomi di 2025, karena adanya isu pangan baik untuk pemenuhan program makan bergizi gratis (MBG), serta tingginya kebutuhan domestik dan ekspor.