Jakarta (ANTARA) - Guna memperkuat sistem riset dan Inovasi dengan sinergi bersama pemerintah, organisasi Mathla'ul Anwar menyambangi Kantor Staf Presiden, Senin 17/02/2025.
"MA memiliki sejarah panjang dalam mengurusi pendidikan, sosial dan dakwah. Untuk itu, MA terus berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan anak bangsa," ujar Mohammad Zen Ketua Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah PBMA.
Kunjungan di KSP tersebut disambut langsung oleh Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhamad Qodari.
Selain Ketua Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah PBMA Mohammad Zen, juga turut hadir Direktur Badan Riset Inovasi Mathla’ul Anwar (BRIMA) Asep Rohmatullah, dan sejumlah peneliti muda.
Menurut Mohammad Zen, terdapat berbagai tantangan pendidikan di Indonesia, mulai dari sulitnya pengelolaan lembaga pendidikan secara swadaya, serta menurunnya minat masyarakat terhadap pendidikan agama nonformal.
Sementara itu, Direktur BRIMA Asep Rohmatullah menyatakan, sebagai salah satu badan di bawah MA, BRIMA memiliki tanggung jawab besar dalam menghadirkan inovasi dan riset yang dapat memperkuat peran MA di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Dengan melibatkan ratusan akademisi, peneliti, konsultan, dan berbagai profesional lintas disiplin, BRIMA diharapkan menjadi pusat pemikiran yang mampu merumuskan gagasan strategis.
"BRIMA berfungsi memperkuat ekosistem riset dan inovasi, serta merawat nilai-nilai keagamaan yang menjadi garis perjuangan MA," jelasnya.
Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhamad Qodari menyatakan dukungan penuh terhadap langkah-langkah yang diusung MA dan BRIMA.
Seperti diketahui, Mathla’ul Anwar adalah organisasi tertua kedua di Indonesia, setelah Muhammadiyah.
"Saya berterima kasih atas upaya mensosialisasikan gerakan gerakan baru ini ke negara,” ujarnya.
Menurutnya, KSP akan mendukung penuh upaya MA dalam memperkuat kiprahnya, terutama di bidang pendidikan dan inovasi.
Qodari menekankan pentingnya peran kader Mathla’ul Anwar tidak hanya di bidang keagamaan, tetapi juga dalam berbagai sektor lainnya untuk mendukung pencapaian target Asta Cita dalam pembangunan SDM Indonesia.
“Saya secara keislaman sangat identik dengan MA, yang berdiri di antara NU dan Muhammadiyah. MA ini adalah jalan tengah,” katanya.
