"Sangatlah indah dan menarik. Siapapun yang datang ke sini pasti senang karena keindahan hutan dan alamnya," katanya saat mengunjungi objek wisata itu pada Kamis (19/4) pekan ini.
David juga ditemani dua rekannya yakni Bernd Unger, selaku konsultan dari proyek forest programme III Sulawesi dan Direktur Program di Deutsche Gesellschaft f?r Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Georg Buchholz.
Selama beberapa jam berada di Telaga Tambing, David dan kedua rekannya itu kagum karena selain di sekitarnya adalah hutan yang terbilang masih bagus, juga ditengah-tengah ada sebuah danau untuk memancing ikan dan tempat untuk camping.
Menurut dia, objek wisata tersebut sangat bagus dan banyak orang pasti suka dan ingin menikmati suasana alam dan udara yang sangat sejuk.
Apalagi, di lokasi ini sudah ada gedung dan media informasi sehingga pengunjung, termasuk para wisatawan mancanegara dapat memanfaatkanya untuk lebih mengenal kekayaan yang ada di Taman Nasional Lore Lindu dan cagar biosfer ini.
Di tempat lain, kata David tidak ada seperti ini. Banyak objek wisata di Indonesia dan dunia, tetapi tidak sama dengan yang ada di Telaga Tambing.
"Di sini orang bisa camping, mendaki gunung, memancing ikan dan mengamati burung. Saya suka dan tentu teman-teman saya juga suka," kata DR David Tantow.
Hal senada juga diungkapkan Direktur Program di Deutsche Gesellschaft Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Georg Buchholz. Georg juga menyatakan senang bisa mengunjungi Telaga Tambing.
"Ini pertama kali saya datang ke tempat ini. Indah dan sangat menarik," kata dia.
Di lokasi ini bisa melihat dan mendengar suara burung yang membuat setiap pengunjung pasti merasa senang dan tidak ingin cepat-cepat pulang.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu, Jusman mengatakan Telaga Tambing merupakan salah satu objek wisata yang ada di dalam kawasan TNLL selama ini banyak dikunjungi wisatawan lokal sampai mancanegara.
Pada 2017, kata dia, sesuai data yang ada, jumlah kunjungan wisatawan di ekowisata Telaga Tambing mencapai 32.000 orang. Bahkan pernah mencapai 40.000an orang.
Paling banyak pengunjung selama ini adalah kalangan mahasiswa dan pelajar yang memang sangat suka dengan hutan dan alam.
Objek wisata tersebut berada pada ketinggian sekitar 1.700 meter dari permukaan laut, masuk dalam wilayah administrasi Desa Sedua, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.
Jarak dari Palu sampai ke lokasi objek wisata sekitar 90-an kilometer bisa ditempat dengan kendaraan sepeda motor atau mobil selama dua jam.
