Jepang bantu percepatan rekonsutruksi hunian di Sulteng

id gempa,balaroa

Jepang bantu percepatan rekonsutruksi hunian di Sulteng

Foto udara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.)

Jakarta, (Antaranews Sulteng) - Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) berkomitmen untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam merehabilitasi dan merekonstruksi hunian di Sulawesi Tengah usai terdampak gempa dan tsunami.

Komitmen tersebut dikemukakan dalam pertemuan antara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dengan Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii dan Presiden Japan International Cooperation Agency (JICA) Shinichi Kitaoka di sela-sela rangkaian acara pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia (IMF-WBG Annual Meetings) Tahun 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat.

"Pendekatannya adalah 'build back better', tidak sekadar 'rebuild'. Karenanya diperlukan bantuan teknis untuk membangun Palu berdasarkan 'masterplan' untuk rehabilitasi dan rekonstruksi," kata Menteri Basuki melalui keterangan tertulis di Jakarta.

Ia menjelaskan proses rehabilitasi dan rekonstruksi sendiri ditargetkan selesai dalam waktu dua tahun terhitung awal Januari 2019. Rehabilitasi dan rekonstruksi akan diawali dengan pemberian bantuan teknikal penyusunan rencana induk (masterplan) rehabilitasi dan rekonstruksi Palu.

Penanganan pascabencana Sulawesi Tengah meliputi tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, dimana untuk tahap tanggap darurat akan dibuatkan hunian sementara (huntara) bagi warga.

"Kita akan buat huntara karena sebagian rumah hancur dan tidak bisa diperbaiki lagi seperti di Balaroa dan Petobo, sehingga diperlukan relokasi. Kita susun Masterplan untuk pembangunannya. Masterplan inilah yang akan didukung oleh JICA," kata Basuki.

Tim teknis dari JICA rencananya akan tiba Sabtu (13/10) dan akan bergabung dengan tim Indonesia yang dikoordinir oleh Kementerian PPN/Bappenas.

Para ahli dari JICA akan bergabung dengan perwakilan lembaga terkait yang terdiri dari Bappenas, Kementerian PUPR, Kementerian ATR/BPN, BMKG, Kementerian ESDM, pemerintah daerah dan para pakar lainnya. Selepas survei di Sulawesi Tengah, tim tersebut akan merumuskan Masterplan untuk membangun Palu yang lebih tangguh.

Selain membahas penanganan bencana Sulawesi Tengah, dalam pertemuan sore ini juga dibahas perkembangan proyek-proyek kerja sama Kementerian PUPR dan JICA yang sudah tengah berjalan, salah satunya adalah proyek pengelolaan air limbah Jakarta (Jakarta Sewerage Development Project) Zona 6, yang diharapkan dapat dilakukan penandatanganan pinjaman (loan signing) senilai 281,64 juta dolar AS pada akhir 2018.

Proyek lainnya yang dibahas antara lain Jakarta Sewerage Development Project Zona 1 senilai 622 juta dolar AS, studi untuk pembangunan tunnel pada ruas tol Padang-Pekanbaru senilai 427 juta dolar AS, dan pembangunan jalan akses pelabuhan Patimban tahap I sepanjang 8,1 km yang sudah ditandatangani kontrak konstruksinya pada 14 Agustus 2018 dan ditargetkan rampung pada akhir 2019.

Kerja sama antara Indonesia dan Jepang sendiri telah memasuki tahun ke-60. Kerja sama yang terjalin, khususnya dengan Kementerian PUPR, tidak hanya semakin kuat namun juga meluas ke beragam sektor.

Pada periode awal, kerja sama lebih banyak pada pembangunan infrastruktur sumber daya air seperti bendungan, namun kini berkembang ke sektor jalan tol, sanitasi dan perumahan.

Baca juga: Kajati Sulteng diminta kawal dana pemulihan
Baca juga: ACT siap lanjutkan evakuasi korban di Balaroa