Palu (ANTARA) - Tim SAR Basarnas berhasil mengevakuasi jenazah korban banjir bandang Desa Langkeka, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada hari kelima operasi SAR tersebut.
Kepala Kantor SAR Kota Palu, Basrano, di Palu, Sabtu, mengatakan korban ditemukan warga setempat sekitar 600 meter dari rumahnya yang tertimbun lumpur dan potongan kayu.
"Penemuan korban sekitar pukul 17.10 Wita atas nama Mariam Lambangu (51). Korban terseret arus banjir disertai material lumpur dan potongan kayu," katanya.
Tim SAR mengalami kendala dalam pencarian itu karena posisi jenazah tertimbun lumpur dan batang pohon beserta bebatuan sehingga tidak memungkinkan penggalian dengan menggunakan alat manual.
Satu alat berat disiapkan Pemerintah Kabupaten Poso dikerahkan membantu evakuasi bersama sejumlah potensi SAR lainnya. Proses itu memakan waktu sekitar satu jam.
"Setelah dievakuasi, jenazah selanjutnya di bawa ke puskesmas setempat, sebelum di serahkan kepada pihak keluarga," ujar Basrano.
Setelah ditemukan jenazah itu, Basarnas menyatakan operasi SAR selesai dan di tutup. Potensi SAR yang membantu kegiatan selama lima hari berturut-turut dan selanjutnya diserahkan ke satuan masing-masing.
"Kami berterima kasih atas bantuan para pihak beserta masyarakat setempat karena sudah terlibat langsung pada operasi SAR," kata dia.
Pada operasi SAR di Desa Langkeka, Basarnas melibatkan dua tim didukung sejumlah peralatan, salah satunya perahu karet, untuk melakukan pencarian di sungai.
Hingga kini, sekitar 225 keluarga atau 955 warga Desa Langkeka masih bertahan di pengungsian di Kantor Camat Lore Barat, sedangkan bantuan logistik terus mengalir dari berbagai pihak. Alat berat disiapkan pemerintah untuk membantu relawan dan petugas menyingkirkan sisa-sisa material lumpur.
Beberapa waktu lalu, Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah Matindas J. Rumambi juga menyerahkan bantuan kemanusiaan, berupa bahan makanan dan air mineral kepada pengungsi.
Kepala Kantor SAR Kota Palu, Basrano, di Palu, Sabtu, mengatakan korban ditemukan warga setempat sekitar 600 meter dari rumahnya yang tertimbun lumpur dan potongan kayu.
"Penemuan korban sekitar pukul 17.10 Wita atas nama Mariam Lambangu (51). Korban terseret arus banjir disertai material lumpur dan potongan kayu," katanya.
Tim SAR mengalami kendala dalam pencarian itu karena posisi jenazah tertimbun lumpur dan batang pohon beserta bebatuan sehingga tidak memungkinkan penggalian dengan menggunakan alat manual.
Satu alat berat disiapkan Pemerintah Kabupaten Poso dikerahkan membantu evakuasi bersama sejumlah potensi SAR lainnya. Proses itu memakan waktu sekitar satu jam.
"Setelah dievakuasi, jenazah selanjutnya di bawa ke puskesmas setempat, sebelum di serahkan kepada pihak keluarga," ujar Basrano.
Setelah ditemukan jenazah itu, Basarnas menyatakan operasi SAR selesai dan di tutup. Potensi SAR yang membantu kegiatan selama lima hari berturut-turut dan selanjutnya diserahkan ke satuan masing-masing.
"Kami berterima kasih atas bantuan para pihak beserta masyarakat setempat karena sudah terlibat langsung pada operasi SAR," kata dia.
Pada operasi SAR di Desa Langkeka, Basarnas melibatkan dua tim didukung sejumlah peralatan, salah satunya perahu karet, untuk melakukan pencarian di sungai.
Hingga kini, sekitar 225 keluarga atau 955 warga Desa Langkeka masih bertahan di pengungsian di Kantor Camat Lore Barat, sedangkan bantuan logistik terus mengalir dari berbagai pihak. Alat berat disiapkan pemerintah untuk membantu relawan dan petugas menyingkirkan sisa-sisa material lumpur.
Beberapa waktu lalu, Anggota DPR-RI Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah Matindas J. Rumambi juga menyerahkan bantuan kemanusiaan, berupa bahan makanan dan air mineral kepada pengungsi.