Palu (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) mengatakan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah mulai menyalurkan secara mandiri produk BBM jenis pertamax dan pertalite.
"Sebelumnya penyaluran BBM berkualitas di Tolitoli masih di bantu TBBM Kabupaten Donggala untuk memenuhi konsumsi masyarakat setempat," ungkap Unit Manager Communication & CSR MOR VII Hatim Ilwan, yang dihubungi dari Palu, Jumat.
Dua produk nonsubsidi yang disalurkan secara mandiri oleh TBBM Tolitoli ke seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) memiliki nilai Oktan/Ron 90 jenis Pertalite dan Ron 92 jenis pertamax. Kegiatan penyaluran baru di mulai pada Kamis (9/4).
Menurut Hatim, dengan berlakunya penyaluran mandiri oleh TBBM Tolitoli membuat jalur distribusi di Pertamina menjadi lebih efisien dari segi biaya. Selain itu, Pertamina juga bisa menghemat waktu tempuh dalam penyediaan kedua produk BBM berkualitas tersebut di SPBU setempat dan sekitarnya.
"Tersedianya BBM jenis pertamax dan pertalite di TBBM Tolitoli itu artinya membuka akses penambahan outlet pengisian BBM sehingga masyarakat lebih muda memperoleh BBM non-subsidi," kata dia menjelaskan.
Fuel Terminal Tolitoli merupakan salah satu dari 17 TBBM di pulau Sulawesi. Dimana Fuel Terminal Tolitoli mencakup wilayah distribusi hingga Kabupaten Buol.
Dia menambahkan, Tolitoli dan Buol memiliki lima SPBU dan enam SPBU kompak sebagai lembaga penyalur resmi.
"Sulteng memiliki lima Fuel Terminal yang tersebar di sejumlah daerah, diantaranya TBBM Donggala, TBBM Poso, TBBM Tolitoli, TBBM Banggai dan TBBM Luwuk," katanya.
Pertamina juga telah mengalokasikan jatah kuota BBM bersubsidi jenis solar di Sulteng sebanyak 127.920 kiloliter untuk tahun 2020.
Penentuan besaran kuota solar ditetapkan BPH Migas melalui Surat Keputusan Nomor 56/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2019 tentang penyediaan dan pendistribusian kuota volume Jenis BBM khusus penugasan Per provinsi / kabupaten / kota oleh PT Pertamina (Persero)
Tahun ini Sulteng peringkat ketiga daerah penambahan kuota tertinggi penyaluran solar oleh Pertamina di wilayah kerja MOR VII yakni sekitar 3,4 persen setelah Sulawesi Selatan yang mendapat penambahan sekitar 8,8 persen yang sebelumnya mendapat kuota 471.327 kiloliter," demikian Hatim.
"Sebelumnya penyaluran BBM berkualitas di Tolitoli masih di bantu TBBM Kabupaten Donggala untuk memenuhi konsumsi masyarakat setempat," ungkap Unit Manager Communication & CSR MOR VII Hatim Ilwan, yang dihubungi dari Palu, Jumat.
Dua produk nonsubsidi yang disalurkan secara mandiri oleh TBBM Tolitoli ke seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) memiliki nilai Oktan/Ron 90 jenis Pertalite dan Ron 92 jenis pertamax. Kegiatan penyaluran baru di mulai pada Kamis (9/4).
Menurut Hatim, dengan berlakunya penyaluran mandiri oleh TBBM Tolitoli membuat jalur distribusi di Pertamina menjadi lebih efisien dari segi biaya. Selain itu, Pertamina juga bisa menghemat waktu tempuh dalam penyediaan kedua produk BBM berkualitas tersebut di SPBU setempat dan sekitarnya.
"Tersedianya BBM jenis pertamax dan pertalite di TBBM Tolitoli itu artinya membuka akses penambahan outlet pengisian BBM sehingga masyarakat lebih muda memperoleh BBM non-subsidi," kata dia menjelaskan.
Fuel Terminal Tolitoli merupakan salah satu dari 17 TBBM di pulau Sulawesi. Dimana Fuel Terminal Tolitoli mencakup wilayah distribusi hingga Kabupaten Buol.
Dia menambahkan, Tolitoli dan Buol memiliki lima SPBU dan enam SPBU kompak sebagai lembaga penyalur resmi.
"Sulteng memiliki lima Fuel Terminal yang tersebar di sejumlah daerah, diantaranya TBBM Donggala, TBBM Poso, TBBM Tolitoli, TBBM Banggai dan TBBM Luwuk," katanya.
Pertamina juga telah mengalokasikan jatah kuota BBM bersubsidi jenis solar di Sulteng sebanyak 127.920 kiloliter untuk tahun 2020.
Penentuan besaran kuota solar ditetapkan BPH Migas melalui Surat Keputusan Nomor 56/P3JBKP/BPH MIGAS/KOM/2019 tentang penyediaan dan pendistribusian kuota volume Jenis BBM khusus penugasan Per provinsi / kabupaten / kota oleh PT Pertamina (Persero)
Tahun ini Sulteng peringkat ketiga daerah penambahan kuota tertinggi penyaluran solar oleh Pertamina di wilayah kerja MOR VII yakni sekitar 3,4 persen setelah Sulawesi Selatan yang mendapat penambahan sekitar 8,8 persen yang sebelumnya mendapat kuota 471.327 kiloliter," demikian Hatim.