Jakarta (ANTARA) - Bahan makanan Asia, termasuk kecap dan saus sambal, menjadi tanda cinta pemerintah RI untuk mahasiswa Indonesia di Belgia, guna memenuhi kebutuhan pangan mereka selama pandemi COVID-19.

Sebanyak 40 paket bantuan sembako dan 100 hand sanitizer diberikan oleh KBRI Brussels kepada para mahasiswa, mengingat ketersediaan makanan Indonesia semakin menipis di sejumlah kota terpencil seperti Hasselt, meskipun supermarket dan toko bahan makanan Asia masih dapat diakses dengan mudah di beberapa kota besar seperti Brussels, Antwerpen, dan Brugge.

Sebelum karantina wilayah (lockdown) diberlakukan di Belgia, mahasiswa di Hasselt biasanya membeli makanan Indonesia di Maastricht, Jerman. Selain harganya yang lebih murah, di Maastricht, stok makanan Indonesia cukup lengkap mulai dari tahu, tempe, kecap, sereh, bahkan petai pun ada.

“Namun sejak penerapan lockdown, mereka tak lagi bisa menyeberang perbatasan hanya untuk mendapatkan makanan Indonesia tersebut. Mereka harus menahan diri untuk sementara untuk tidak makan sambal khas Indonesia,” kata Sekretaris Pertama Pensosbud KBRI Brussels Dara Yusilawati dalam keterangan tertulis, Selasa.

Selain itu, sejak pertengahan Maret lalu, harga bahan-bahan kebutuhan pokok yang dijual di supermarket di Belgia menjadi lebih mahal dari harga normal karena kebijakan yang melarang adanya diskon untuk mencegah belanja secara berlebihan.

Ada sekitar 1.500 produk yang kenaikan harganya mencapai lebih dari 10 persen. Sisanya, rata-rata kenaikan harga makanan di Belgia naik sekitar 2,6 persen dari harga sebelumnya.

Merespons situasi itu, KBRI Brussels tidak berdiam diri dan membeli makanan-makanan yang dibutuhkan mahasiswa Indonesia.

“Tidak hanya untuk teman-teman di Hasselt, tetapi juga untuk mahasiswa yang tinggal di kota yang memang sulit untuk mendapatkan makanan khas Indonesia. KBRI mengirimkan kecap, tahu, saus sambal, beras, bumbu-bumbu, kacang hijau, sereh, lengkuas, dan lain-lain,” ujar Dara.

Paket bantuan makanan ini juga diberikan untuk mahasiswa lainnya di Belgia yang membutuhkan. Ada beberapa mahasiswa yang sudah kehabisan bekal karena tidak lagi bekerja selama lockdown.

“Meskipun sedikit, semoga kiriman ini menjadi pengobat rindu bagi mahasiswa Indonesia yang sebagian juga sedang menjalankan Ramadhan di tengah pandemi,” kata Dara.

Sebelumnya, KBRI Brussels mengirimkan bantuan masker dan cairan pembersih tangan untuk sekitar 150 orang mahasiswa di Belgia.
 


Pewarta : Yashinta Difa Pramudyani
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024