Sigi, Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah mengimbau masyarakat di daerah itu agar tetap mengikuti semua prosedur yang berlaku untuk bekerja sebagai pekerja migran Indonesia (PMI).
Bupati Sigi Mohamad Irwan Lapatta di Langaleso, Kamis, mengatakan salah satu upayanya adalah dengan membentuk desa migran produktif di lima wilayah di Kabupaten Sigi.
"Desa migran produktif merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan mengingat betapa besar kontribusi para pekerja migran bagi pembangunan negara kita terkhusus Kabupaten Sigi," katanya .
Ia mengemukakan lima wilayah sebagai percontohan di Kabupaten Sigi sebagai desa migran produktif yaitu Desa Langaleso, Sibowi, Pesaku, Kaleke, dan Baluase.
"Tentunya Kabupaten Sigi ini merupakan daerah yang paling banyak mengirimkan pekerja migran Indonesia di Sulteng," ucapnya.
Kata dia, salah satu kontribusi PMI adalah ikut menyumbang peningkatan devisa negara.
"Para pekerja migran Indonesia ini juga menjadi pintu gerbang untuk menciptakan tenaga kerja yang bisa bersaing di tingkat internasional sehingga pencanangan desa migran produktif ini suatu hal yang tak bisa diabaikan," sebutnya.
Irwan menjelaskan hingga saat ini jumlah pekerja migran prosedural yang berasal dari Kabupaten Sigi sejak 2018 sebanyak 459 orang terdiri atas 22 laki-laki dan 437 perempuan.
"Jadi mayoritas mereka ini bekerja sebagai pekerja informal yang terbesar di negara Asia seperti Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Jepang, Hongkong, Taiwan, Malaysia dan beberapa negara lainnya," ujarnya.
Untuk PMI non-prosedural yang difasilitasi kepulangannya dari Jakarta dan daerah lainnya kembali ke Kabupaten Sigi sejak tahun 2022-2024 sebanyak 22 orang.
Menurut dia saat ini sudah terbit surat edaran bersama (SEB) 4 Menteri yang memuat aturan mengenai penguatan tata kelola PMI hingga tingkat desa sebagai sumber atau kantong perekrutan calon PMI.
"SEB itu juga memuat jenis dan program dan sumber anggaran yang dapat digunakan untuk memperkuat tata kelola PMI di daerah, di antaranya bisa menggunakan APBD dan APBDes," bebernya.
Ia berharap agar semua pihak bisa bekerja sama dalam mengembangkan desa migran produktif agar semakin optimal khususnya di Kabupaten Sigi.
"Ke depan desa migran produktif ini dapat memberikan solusi terbaik bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh para pekerja migran Indonesia asal Sigi," tuturnya.