Jakarta (ANTARA) - Dunia olahraga bereaksi keras terhadap meninggal dunianya pria kulit hitam George Floyd akibat kekerasan bernuansa sara oleh polisi Amerika Serikat dan berbagai liga dan cabang olahraga di seluruh dunia menyampaikan solidaritas dan protes atas kematiannya.
Dilansir AFP, Senin, pesepakbola Prancis Marcus Thuram dan pemain timnas Inggris Jadon Sancho menyerukan keadilan untuk Floyd setelah mencetak gol dalam pertandingan Bundesliga Jerman tadi malam.
Thuram berlutut setelah mencetak gol untuk Borussia Moenchengladbach dalam pertandingan melawan Union Berlin, sedangkan Sancho merayakan salah satu dari tiga golnya untuk Borussia Dortmund kala melawan Paderborn dengan mengangkat kostum timnya untuk memperlihatkan kaus pelapis bertuliskan "Justice for George Floyd" atau "Keadilan untuk George Floyd".
Tindakan Thuram dan Sancho dilakukan sehari setelah gelandang Schalke asal Amerika Serikat Weston McKennie mengenakan ban lengan bertuliskan "Justice for George" saat menghadapi Werder Bremen.
Sikap Thuram berlutut ini mengingatkan orang kepada protes rasisme AS yang dipelopori mantan quarterback NFL Colin Kaepernick yang berlutut saat lagu kebangsaan AS dinyanyikan pada sebuah pertandingan dalam 2016 sehingga memicu kemarahan.
Gerakan Kaapernick itu kini ditiru terutama setelah Floyd yang merengek kepada polisi yang menindasnya agar melepaskan injakan lutut si polisi Minneapolis ke lehernya selama beberapa menit karena dia sudah tidak bisa bernapas.
"Paham kan kalian SEKARANG!!??!!??" cuit Superstar NBA LeBron James di atas foto yang mengguncang rakyat AS itu.
"Banyak hal penting yang terjadi di dunia saat ini yang harus kita atasi dan bantu untuk mengubahnya," kata Sancho yang dihadiahi kartu kuning karena ulahnya mencopot kostum tim yang dikenakannya.
Thuram, striker berusia 22 tahun, melalukan gerakan berlutut dengan kepala tertunduk setelah gol kedua nya ketika Gladbach menang 4-1 atas Union Berlin.
Pelatih Gladbach Marco Rose menyatakan mendukung Thuram.
"Marcus telah mengungkapkan maksudnya. Dia telah memberi contoh menentang rasisme yang kami semua dukung," kata Rose.
Thuram adalah putra mantan bintang sepakbola Prancis yang pernah memenangkan Piala Dunia, Lilian Thuram. Lilian menjalankan yayasan Pendidikan Anti Rasisme di Paris.
Protes juga dilakukan forward Boston Celtics Jaylen Brown dan forward Philadelphia 76ers Tobias Harris. Keduanya adalah di antara sejumlah pemain NBA yang ikut serta dalam demonstrasi antirasis di AS.
Brown kembali ke kampung halamannya di Georgia untuk memimpin demonstrasi damai di Atlanta.
"Saya berkendara 15 jam untuk sampai ke Georgia," kata Brown. "Pertama dan yang paling penting, saya kulit hitam dan saya anggota masyarakat ini."
Legenda NBA Michael Jordan yang jarang mengomentari masalah sosial, turut bersuara dengan mendukung para demonstran.
"Saya mendukung orang-orang yang mengecam rasisme dan kekerasan terhadap orang kulit berwarna di negara kita," kata Jordan yang kini pemilik klub NBA Charlotte Hornets.
Pelatih Los Angeles Clippers Doc Rivers, yang juga putra seorang polisi, mengatakan sangat penting untuk menjaga masalah kematian Floyd sebagai prioritas utama tindakan.
"Kita telah membiarkan terlalu banyak tragedi berlalu dengan sia-sia. Ini bukan masalah Afrika-Amerika. Ini masalah manusia," kata Rivers.
Minnesota Timberwolves berjanji lewat feed Twitter-nya: "Kami tak akan memaklumi hal ini."
"Saya tak bisa dan masih tak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk mengatakan atau mengungkapkan betapa sedihnya saya," kata juara Grand Slam 23 kali, Serena Williams dalam sebuah posting Instagram. "Kami warga kulit hitam, dan kami tidak harus merasa seperti ini."
Bintang tenis AS yang sedang naik daun, Coco Gauff, seorang Afrika-Amerika berusia 16 tahun, mengungkapkan pertanyaan sederhana dalam sebuah posting Instagram yang menampilkan wajah-wajah warga kulit hitam Amerika yang dalam beberapa tahun terakhir meninggal dunia di tangan pihak berwenang atau warga negara kulit putih.
"Apakah saya selanjutnya?" kata Gauff.
Sedangkan juara Grand Slam dua kali Naomi Osaka, yang beribu Jepang dan berayah Haiti, berkata, "Hanya karena itu tak menimpa Anda, bukan berarti sama sekali tidak terjadi."
Sedangkan pemain NFL Joe Burrow yang kulit putih mencuit, "masyarakat kulit hitam membutuhkan bantuan kita .... Ini bukan politik, ini hak asasi manusia."
Komisioner NFL Roger Goodell yang juga kulit putih menyebut protes keras atas kematian Floyd itu "mencerminkan rasa sakit, kemarahan dan frustrasi yang begitu besar dari kita semua."
Dilansir AFP, Senin, pesepakbola Prancis Marcus Thuram dan pemain timnas Inggris Jadon Sancho menyerukan keadilan untuk Floyd setelah mencetak gol dalam pertandingan Bundesliga Jerman tadi malam.
Thuram berlutut setelah mencetak gol untuk Borussia Moenchengladbach dalam pertandingan melawan Union Berlin, sedangkan Sancho merayakan salah satu dari tiga golnya untuk Borussia Dortmund kala melawan Paderborn dengan mengangkat kostum timnya untuk memperlihatkan kaus pelapis bertuliskan "Justice for George Floyd" atau "Keadilan untuk George Floyd".
Tindakan Thuram dan Sancho dilakukan sehari setelah gelandang Schalke asal Amerika Serikat Weston McKennie mengenakan ban lengan bertuliskan "Justice for George" saat menghadapi Werder Bremen.
Sikap Thuram berlutut ini mengingatkan orang kepada protes rasisme AS yang dipelopori mantan quarterback NFL Colin Kaepernick yang berlutut saat lagu kebangsaan AS dinyanyikan pada sebuah pertandingan dalam 2016 sehingga memicu kemarahan.
Gerakan Kaapernick itu kini ditiru terutama setelah Floyd yang merengek kepada polisi yang menindasnya agar melepaskan injakan lutut si polisi Minneapolis ke lehernya selama beberapa menit karena dia sudah tidak bisa bernapas.
"Paham kan kalian SEKARANG!!??!!??" cuit Superstar NBA LeBron James di atas foto yang mengguncang rakyat AS itu.
"Banyak hal penting yang terjadi di dunia saat ini yang harus kita atasi dan bantu untuk mengubahnya," kata Sancho yang dihadiahi kartu kuning karena ulahnya mencopot kostum tim yang dikenakannya.
Thuram, striker berusia 22 tahun, melalukan gerakan berlutut dengan kepala tertunduk setelah gol kedua nya ketika Gladbach menang 4-1 atas Union Berlin.
Pelatih Gladbach Marco Rose menyatakan mendukung Thuram.
"Marcus telah mengungkapkan maksudnya. Dia telah memberi contoh menentang rasisme yang kami semua dukung," kata Rose.
Thuram adalah putra mantan bintang sepakbola Prancis yang pernah memenangkan Piala Dunia, Lilian Thuram. Lilian menjalankan yayasan Pendidikan Anti Rasisme di Paris.
Protes juga dilakukan forward Boston Celtics Jaylen Brown dan forward Philadelphia 76ers Tobias Harris. Keduanya adalah di antara sejumlah pemain NBA yang ikut serta dalam demonstrasi antirasis di AS.
Brown kembali ke kampung halamannya di Georgia untuk memimpin demonstrasi damai di Atlanta.
"Saya berkendara 15 jam untuk sampai ke Georgia," kata Brown. "Pertama dan yang paling penting, saya kulit hitam dan saya anggota masyarakat ini."
Legenda NBA Michael Jordan yang jarang mengomentari masalah sosial, turut bersuara dengan mendukung para demonstran.
"Saya mendukung orang-orang yang mengecam rasisme dan kekerasan terhadap orang kulit berwarna di negara kita," kata Jordan yang kini pemilik klub NBA Charlotte Hornets.
Pelatih Los Angeles Clippers Doc Rivers, yang juga putra seorang polisi, mengatakan sangat penting untuk menjaga masalah kematian Floyd sebagai prioritas utama tindakan.
"Kita telah membiarkan terlalu banyak tragedi berlalu dengan sia-sia. Ini bukan masalah Afrika-Amerika. Ini masalah manusia," kata Rivers.
Minnesota Timberwolves berjanji lewat feed Twitter-nya: "Kami tak akan memaklumi hal ini."
"Saya tak bisa dan masih tak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk mengatakan atau mengungkapkan betapa sedihnya saya," kata juara Grand Slam 23 kali, Serena Williams dalam sebuah posting Instagram. "Kami warga kulit hitam, dan kami tidak harus merasa seperti ini."
Bintang tenis AS yang sedang naik daun, Coco Gauff, seorang Afrika-Amerika berusia 16 tahun, mengungkapkan pertanyaan sederhana dalam sebuah posting Instagram yang menampilkan wajah-wajah warga kulit hitam Amerika yang dalam beberapa tahun terakhir meninggal dunia di tangan pihak berwenang atau warga negara kulit putih.
"Apakah saya selanjutnya?" kata Gauff.
Sedangkan juara Grand Slam dua kali Naomi Osaka, yang beribu Jepang dan berayah Haiti, berkata, "Hanya karena itu tak menimpa Anda, bukan berarti sama sekali tidak terjadi."
Sedangkan pemain NFL Joe Burrow yang kulit putih mencuit, "masyarakat kulit hitam membutuhkan bantuan kita .... Ini bukan politik, ini hak asasi manusia."
Komisioner NFL Roger Goodell yang juga kulit putih menyebut protes keras atas kematian Floyd itu "mencerminkan rasa sakit, kemarahan dan frustrasi yang begitu besar dari kita semua."