Palu (ANTARA) - PT.Astra Agro Lestari, Tbk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) secara virtual di Jakarta, Rabu (10/6).

Usai rapat itu, Presiden Direktur AAL Group Santosa menyampaikan kepada jurnalis melalui jumpa pers virtual sejumlah keputusan penting baik menyangkut kinerja bisnis, perubahan susunan komisaris serta keberhasilan perusahaan mengatasi dampak pandemi COVID-19.

Menurut siaran pers PT.AAL, Tbk yang dikeluarkan Vice President of Communications and Public Affairs Tofan Mahdi, direksi dan komisaris mengakui bahwa 2019 merupakan tahun penuh tantangan bagi industri kelapa sawit, namun kesulitan itu bisa dilewati dengan sukses. 

Harga CPO turun signifikan dan sempat menyentuh level terendah yaitu 497 dolar AS per ton pada awal semester dua tahun 2019. Selain itu, produktivitas kelapa sawit juga menurun akibat dampak musim kemarau panjang tahun 2018 serta El Nino ringan di wilayah Indonesia pada tahun 2019.

Harga CPO yang membaik selama dua bulan terakhir di penghujung 2019 memberikan sinyal positif bagi industri kelapa sawit, diikuti dengan penerapan program mandatori B30 dari Pemerintah Republik Indonesia yang berdampak positif terhadap daya serap minyak sawit di dalam negeri.

Presiden Direktur Astra Agro Santosa mengatakan, turunnya harga CPO sepanjang tahun 2019 mempengaruhi kinerja perusahaan. 

"Pendapatan Astra Agro pada periode 2019 turun 8,5 persen dari Rp19,08 triliun menjadi Rp17,45 triliun. Laba bersih Astra Agro pada tahun yang sama sebesar Rp211 miliar," kata Santosa.

Ia menyampaikan bahwa berdasarkan hasil RUPST, pemegang saham menyetujui penggunaan 45 persen laba bersih perseroan sebagai dividen, atau sebesar Rp49,- per saham dibagikan sebagai dividen tunai. 

"Sisa laba bersih dibukukan sebagai laba ditahan perseroan,” tutur Santosa lagi.

Para pemegang saham Astra Agro menyetujui laporan tahunan 2019, termasuk pengesahan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan, serta pengesahan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun 2019, penetapan penggunaan laba bersih Perseroan, dan perubahan susunan pengurus Perseroan (Dewan Komisaris).

Baca juga: Komjen Pol. (Purn) Ari Dono jadi Komisaris Independen Astra Agro Lestari, Tbk
  Hamparan perkebunan sawit milik Astra Agro Lestari Group di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. (Antara/HO-Humas AAL)

Kinerja 2020

Sementara itu, pada Januari-Maret 2020, laba bersih Astra Agro meningkat 892 persen menjadi Rp 371,06 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2019. 

"Dengan kenaikan itu, laba per saham juga meningkat 891,72% dari Rp 19,44 pada kuartal I tahun 2019 menjadi Rp 192,79 pada kuartal I tahun 2020," kata Santosa.

Kenaikan laba bersih perusahaan pada kuartal I tahun 2020 ini didorong oleh peningkatan rata-rata harga jual minyak kelapa sawit sebesar 45% menjadi Rp 9.037/kg.  Pada periode yang sama, pendapatan bersih Astra Agro naik 13,3% dari Rp 4,23 triliun menjadi Rp 4,80 triliun. 

“Faktor cuaca mempengaruhi produksi TBS pada kuartal pertama tahun ini,” kata Santosa. 

Dari aspek operasional, pada kuartal I tahun 2020, produksi TBS Astra Agro turun 8,5% dari  1,21 juta ton menjadi 1,1 juta ton. Produksi minyak sawit mentah (CPO) turun 14,6% dari 415 ribu ton menjadi 354 ribu ton. Produksi olein meningkat 20,9% dari 83,6 ribu ton menjadi 101,1 ribu ton.

Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan sepanjang tahun 2020, Astra Agro menerapkan rencana strategis antara lain melanjutkan program intensifikasi, mekanisasi dan automasi melalui penerapan inovasi teknologi. Selain itu, Astra Agro juga melakukan penelitian untuk mengembangkan benih unggul dan aplikasi terapannya, serta melanjutkan operasi industri hilir juga menggulirkan program peremajaan tanaman (replanting). 

Dalam meningkatkan volume penjualan, Astra Agro terus melakukan pengembangan kerja sama dengan kebun masyarakat sekitar. Perusahaan berkomitmen untuk melaksanakan tata kelola bisnis yang berkelanjutan dengan menjalankan empat pilar Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) yakni pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lingkungan.

Terkait dampak pandemi COVID-19 dalam operasional perusahaan, Santosa menjelaskan bahwa kegiatan operasional di kebun dan pabrik kelapa sawit berjalan normal dengan menerapkan protokol COVID-19 yang ketat. Sementara itu, bagi para karyawan di kantor pusat, sejak Maret hingga awal Juni 2020, telah melaksanakan WFH (work from home).

"Kami sudah merintis program digitalisasi sejak tiga tahun lalu, sehingga bukan hal yang sulit untuk menjalankan operasional kebun di tengah pandemik seperti saat ini. Kinerja yang positif pada Kuartal I tahun 2020 merupakan bukti dari operational excellence dan cost efficiency yang sudah dijalankan di Astra Agro," kata Santosa lagi.

Baca juga: Industri sawit pacu ekonomi Sulbar, sayangnya produktivitas kebun masih rendah
  Astra Agro berikan bantuan cangkang sawit untuk pembuatan asap cair disinfektan (Antarakalsel/Fathur/Ist) (.)

Pewarta : --
Editor : Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2024