Beijing (antarasulteng.com) - Sebuah studi terbaru menunjukkan, orang yang memiliki gen gemuk berisiko dua kali lebih besar bertambah berat badannya bila mengonsumsi makanan yang digoreng dibandingkan mereka yang memiliki risiko genetik lebih rendah.
Gen telah diketahui memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang. Gen gemuk misalnya, dapat menyebabkan orang berisiko dua kali lebih besar menderita obesitas.
Studi yang dilakukan para peneliti dari Harvard ini memperlihatkan bukti bagaimana gen dapat berpengaruh pada risiko pertambahan berat badan. Untuk keperluan studi, para peneliti menganalisa data konsumsi makanan dari 37 ribu orang laki-laki dan perempuan. Berdasarkan 32 variasi gen, mereka juga memperkirakan risiko genetik para partisipan ini.
Hasil penelitian menemukan mereka dengan gen berisiko tinggi kemungkinan menderita obesitas dua kali lebih besar jika mengonsumsi makanan yang digoreng setidaknya empat kali dalam seminggu dibandingkan mereka dengan risiko terendah.
"Kami mendapatkan hasil konsisten yang menunjukkan latar belakang genetik dan konsumsi makanan yang digoreng berefek pada obesitas," kata Asisten Profesor Lu Qi dari Harvard School of Public Health seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Qi mengatakan, temuan ini menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan yang digoreng untuk mencegah obesitas, terutama pada individu dengan gen gemuk. "Sulit bagi orang untuk mengurangi konsumsi makanan lezat. Makanan yang digoreng memang sangat lezat, namun juga berbahaya," ujarnya.
Gen telah diketahui memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang. Gen gemuk misalnya, dapat menyebabkan orang berisiko dua kali lebih besar menderita obesitas.
Studi yang dilakukan para peneliti dari Harvard ini memperlihatkan bukti bagaimana gen dapat berpengaruh pada risiko pertambahan berat badan. Untuk keperluan studi, para peneliti menganalisa data konsumsi makanan dari 37 ribu orang laki-laki dan perempuan. Berdasarkan 32 variasi gen, mereka juga memperkirakan risiko genetik para partisipan ini.
Hasil penelitian menemukan mereka dengan gen berisiko tinggi kemungkinan menderita obesitas dua kali lebih besar jika mengonsumsi makanan yang digoreng setidaknya empat kali dalam seminggu dibandingkan mereka dengan risiko terendah.
"Kami mendapatkan hasil konsisten yang menunjukkan latar belakang genetik dan konsumsi makanan yang digoreng berefek pada obesitas," kata Asisten Profesor Lu Qi dari Harvard School of Public Health seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Qi mengatakan, temuan ini menekankan pentingnya mengurangi konsumsi makanan yang digoreng untuk mencegah obesitas, terutama pada individu dengan gen gemuk. "Sulit bagi orang untuk mengurangi konsumsi makanan lezat. Makanan yang digoreng memang sangat lezat, namun juga berbahaya," ujarnya.