Parigi (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah menyalurkan bantuan sebanyak dua ton beras dan logistik lainnya untuk korban banjir di Kabupaten Parigi Moutong.

"Ini bentuk kepedulian pemerintah terhadap wilayah-wilayah terdampak bencana alam banjir guna membantu meringankan beban masyarakat," kata Kepala Dinas Sosial Sulteng Ridwan Mumu di Parigi, Rabu.

Ridwan menjelaskan, bantuan logistik korban banjir Parigi Moutong terdiri dari dua ton beras, makanan bayi dan anak, peralatan dapur, mie instan, minyak goreng, gula pasir dan teh, serta tenda untuk pengungsi yang dialokasikan dari gudang logistik Dinas Sosial Sulteng.

Banjir disertai material lumpur yang terjadi sejak beberapa waktu lalu akibat intensitas hujan yang cukup tinggi menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam sedikitnya 13 desa di lima kecamatan di kabupaten itu.

"Dari dua ton bantuan, kami akan distribusikan ke masyarakat terdampak masing-masing lima kilogram beras per kepala keluarga dan lebihnya akan ditempatkan di dapur umum," ujarnya.

Baca juga: Korban banjir di Parigi butuh suplai makanan siap saji

Dia mengemukakan jika masih ada korban banjir yang membutuhkan logistik, Pemprov Sulteng melalui Dinas Sosial siap menambah pasokan logistik dan mendistribusikannya kembali agar masyarakat tidak ada yang kelaparan.

"Bantuan ini masih seadanya. Jika nanti masih kurang, kami upayakan menambah logistik untuk kebutuhan pengungsi," kata Ridwan yang mantan Karo Humas Pemprov Sulteng itu.

Data sementara yang dihimpun pemerintah setempat terdapat 1.071 jiwa warga Parigi Moutong terpaksa mengungsi akibat bencana alam banjir, terdiri atas 97 jiwa lansia, 21 jiwa bayi, 90 jiwa balita dan 61 anak-anak, selebihnya orang dewasa.

Selain itu, sedikitnya 63 unit rumah warga rusak berat/hanyut, 54 unit rumah dalam kondisi rusak ringan serta 465 unit terendam banjir.

"Semoga bencana ini cepat berlalu agar masyarakat dapat menata kembali kehidupan mereka," demikian Ridwan.
 

Pewarta : Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor : Adha Nadjemudin
Copyright © ANTARA 2024