Buol,Sulteng (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buol menyatakan siap mensukseskan program gerakan diversifikasi pangan lokal sumber karbohidrat nonberas sebagai upaya pemerintah guna mengurangi ketergantungan masyarakat selama ini kepada kebutuhan pokok beras.

"Program yang diluncurkan Kementerian Pertanian itu,harus didukung semua pihak, terutama pemerintah daerah dan semua pihak terkait," kata Bupati Buol H.Amirudin Rauf pada acaran talkshow gerakan diversifikasi pangan lokal bersumber karbohidrat nonberas yang dilaksanakan Dinas Pangan Sulteng di Buol, Jumat.

Bupati Amirudin mengatakan program diversifikasi pangan lokal merupakan solusi yang tepat untuk secara perlahan-lahan mengurangi konsumsi beras nasional maupun di daerah-daerah, termasuk Kabupaten Buol.

Kabupaten Buol sebagai salah daerah di Sulteng selama ini memiliki banyak sumber karbohidrat selain beras yakni pisang,jagung,ubi-ubian dan sagu.

Menurut dia, mengkonsumsi pangan lokal nonberas akan lebih sehat dibandingkan nasi.

Hanya saja, kata Bupati Amiurdin selama ini masyarakat sudah terbiasa makan nasi. "Kalau tidak makan nasi, rasanya tidak kenyang," kata dia.

Dia mengatakan memang untuk membiasakan masyarakat mengkonsumsi pangan lokal diluar beras perlu kerja keras dari semua pihak terkait memberikan sosialisasi.

Sosialisasi dan kampanye untuk program diversifikasi dan makan pangan lokal nonberas harus dilakukan secara berkesinambungan dan dimulai dari para pejabat.

"Tidak mungkin kita meminta masyarakat untuk mulai makan makanan nonberas seperti beras jagung,pisang, ubi-ubian dan sagu, kalau kita sendiri dikalangan pejabat tidak," ujarnya.

Karena itu, Bupati Amirudin mengimbau agar setiap ada kegiatan dilaksanakan oleh dinas-dinas, menu makanan dan minuman sebaiknya yang bersumber dari pangan lokal.

Kalau hal itu bisa dilakukan, niscaya masyarakat dengan sendirinya akan mengikuti. "Memang butuh waktu.Tetapi harus dimulai dari sekarang ini," pinta bupati.

Amirudin juga menambahkan ada dua jenis sumber poitein yang dikembangkan di Kabupaten Buol,selain beras dan pangan lokal lainnya yakni pengembangan ternak sapi dan kluster budidaya udang vaname.

Untuk populasi terak sapi, kata Bupati Amirudin ditargetkan sebanyak 52.000 ekor.

Beberapa waktu lalu, kata dia, Badan Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi Sulteng telah meninjau lokasi pengembangan ternak sapi di daerahnya.

Menurut dia, pengembangan ternak sapi di Kabupaten Buol cukup besar potensinya baik dari ketersediaan luas lahan dan juga pakan ternak.

Dalam hal penggemukan ternak sapi, Buol menjamin ketersediaan pakan yang memadai baik bersumber dari limbah tanaman pangan seperti jagung, jerami padi, limbah kelapa sawit dan juga pakan hijauan.

Karena itu, Bupati Amirudin optimistis Buol ke depan bisa menjadi salah satu daerah pengembangan ternak sapi di Provinsi Sulteng.

Demikian pula dengan program gerakan diversifikasi pangan lokal nonberas,niscaya bisa berhasil sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah pusat dan provinsi.

Sementara Kepala Dinas Pangan Sulteng, Abdullah Kawulusan mengatakan sebenarnya program dimaksud sudah lama dilakukan di Sulteng.

Semua program baik diversifikasi pangan maupun kampanye makan makanan pangan lokal nonberas yang digencarkan kembali oleh Kementerian Pertanian,kita sudah lakukan di daerah ini.

"Program ini sebenarnya tidak asing lagi. Hanya saja memang perlu suatu komitmen bersama dan harus sinergi dengan semua pihak terkait yang ada di tingkat pusat dan daerah," kata Abdullah.

Kegiatan ini menyertakan empat nara sumber yakni Bupati Buol, Amirudin Rauf, Kadis Pangan Sulteng, Abdullah Kawulusan, Kadis Tanaman Pangan Buol H Usman H Hasan dan Kepala BRI cabang Pembantu Buol,Hendra Lampa.

Sementara pemandu acara talkshow adalah Ucik Narwasti Sangkalia.



 

Pewarta : Anas Masa
Uploader : Sukardi
Copyright © ANTARA 2024