Palu (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) mengatakan lebih memperketat pintu-pintu masuk ke lokasi obyek wisata yang dikelolah oleh instansinya.
"Kami tetap mengedepankan protokol kesehatan dari pada pendapatan yang bersumber dari pembelian karcis masuk baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegera," kata Kepala Balai Besar TNLL,Jusman di Palu, Rabu.
Ia mengatakan menghadapi masa liburan panjang,dipastikan jumlah wisatawan ke setiap destinasi wisata, termasuk beberapa yang dikelolah Balai Besar TNLL dipastikan meningkat.
Makanya, untuk mencegah jangan sampai ada penyebaran virus corona di lokasi obyek wisata,pihaknya tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan benar sesuai petunjuk dari pemerintah dan gugus tugas penanganan COVID-19 di daerah.
Untuk pengungjung, kata dia, jumlahnya tetap dibatasi maksimal 150 orang dari kapasitas daya tampung. "Jujur daya tampung bisa mencapai 1.000 orang per harinya," kata Jusman.
Namun selama masa pandemi dan adaptasi kebiasaan baru, pengunjung dibatasi maksimal 150 orang saja.
Hal itu sebagai upaya mendukung kebijakan pemerintah dalam mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran virus corona.
Sejumlah obyek wisata yang selama ini dikelolah Balai Besar TNLL antara lain Danau Tambing terletak di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.
Obyek wisata terletak pada ketinggian mencapai 1.700 meter dari permukaan laut dan dekat dengan jalur Tras alternatif Palu-Napu-Poso.
Destinasi unggulan tersebut, kata Jusman saban hari libur ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pintu masuk obyek wisata lainnya adalah lokasi penangkaran satwa endemik Sulawesi yakni burung maleo di Desa Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi.
Berikutnya adalah lokasi air panas sekaligus tempat penangkaran satwa endemik lainnya yakni tarsius di Desa kadidia dan kamarora, Kecamatan Nokilalaki,Kabupaten Poso.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulteng, I Nyoman Sriadijaya meminta pengelola obyek wisata untuk benar-benar mematuhi protokol kesehatan.
"Saya minta semua pengelola obyek wisata menerapkan protokol kesehatan COVID-19 agar penyebaran virus corona dapat dihentikan," pinta I Nyoman.
(T.BK03/)
Pengunjung menikmati panorama Telaga Tambing dengan kabutnya di pagi hari di Desa Sedoa, Lore Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Minggu (10/1). Kawasan yang berada di atas 1.700 mdpl dan dikelola Balai Taman Nasional Lore Lindu (BTNLL) itu dikembangkan sebagai kawasan eko wisata berkonsep lestari dengan azas pemanfaatan kawasan hutan yang ramai dikunjungi wisatawan baik asing maupun lokal pada setiap hari libur. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/pd/16 (ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI)
"Kami tetap mengedepankan protokol kesehatan dari pada pendapatan yang bersumber dari pembelian karcis masuk baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegera," kata Kepala Balai Besar TNLL,Jusman di Palu, Rabu.
Ia mengatakan menghadapi masa liburan panjang,dipastikan jumlah wisatawan ke setiap destinasi wisata, termasuk beberapa yang dikelolah Balai Besar TNLL dipastikan meningkat.
Makanya, untuk mencegah jangan sampai ada penyebaran virus corona di lokasi obyek wisata,pihaknya tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan benar sesuai petunjuk dari pemerintah dan gugus tugas penanganan COVID-19 di daerah.
Untuk pengungjung, kata dia, jumlahnya tetap dibatasi maksimal 150 orang dari kapasitas daya tampung. "Jujur daya tampung bisa mencapai 1.000 orang per harinya," kata Jusman.
Namun selama masa pandemi dan adaptasi kebiasaan baru, pengunjung dibatasi maksimal 150 orang saja.
Hal itu sebagai upaya mendukung kebijakan pemerintah dalam mempercepat pemutusan mata rantai penyebaran virus corona.
Sejumlah obyek wisata yang selama ini dikelolah Balai Besar TNLL antara lain Danau Tambing terletak di Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.
Obyek wisata terletak pada ketinggian mencapai 1.700 meter dari permukaan laut dan dekat dengan jalur Tras alternatif Palu-Napu-Poso.
Destinasi unggulan tersebut, kata Jusman saban hari libur ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pintu masuk obyek wisata lainnya adalah lokasi penangkaran satwa endemik Sulawesi yakni burung maleo di Desa Saluki, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi.
Berikutnya adalah lokasi air panas sekaligus tempat penangkaran satwa endemik lainnya yakni tarsius di Desa kadidia dan kamarora, Kecamatan Nokilalaki,Kabupaten Poso.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulteng, I Nyoman Sriadijaya meminta pengelola obyek wisata untuk benar-benar mematuhi protokol kesehatan.
"Saya minta semua pengelola obyek wisata menerapkan protokol kesehatan COVID-19 agar penyebaran virus corona dapat dihentikan," pinta I Nyoman.
(T.BK03/)