Palu (ANTARA) - Kabupaten Parigi Moutong (Parimo) Sulawesi Tengah mendapat jatah 3.250 ton pupuk bersubsidi jenis Nitrogen Phospor dan Kalium (NPK) khusus tanaman kakao dari perusahaan mitra untuk mendukung peningkatan produksi kakao petani.
"Pupuk salah satu komponen penting dalam meningkatkan produktivitas kakao, dan tentunya menjadi kebutuhan petani," kata Pejabat Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parimo Rahmatia, di Parigi, Rabu.
Dia menjelaskan, pupuk NPK sebanyak 3.250 ton itu merupakan hasil pembicaraan Dinas TPHP Parigi Moutong dengan PT Cocoa Sustainability Partnership (CSP) yang merupakan mitra, mengingat petani kakao mengalami kesulitan memperoleh pupuk.
Namun, ketika petani melakukan penebusan pupuk kepada perusahaan, data kelompok tani (poktan) terbaca dalam sebuah sistem aplikasi masih dominan sektor perkebunan secara umum, belum tertata secara spesifik poktan kakao.
"Agar proses penebusan tidak menjadi kendala, kami menyosialisasikan kepada kelompok petani supaya memperbaiki data bersama, karena kuota pupuk yang diberikan PT CSP khusus dirancang untuk tanaman kakao," ujar Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas TPHP Parimo itu.
Sektor pertanian dan perkebunan, hingga kini masih menjadi andalan Pemkab Parimo yang berkontribusi besar terhadap peningkatan perekonomian daerah dari berbagai komoditas tanaman.
Oleh karena itu, kakao yang menjadi salah satu komoditas primadona pada sub sektor perkebunan di kabupaten tersebut terus didorong, salah satunya yakni ketersediaan pupuk agar kualitas dan produksi lebih baik.
Saat ini ada tiga perusahaan di bidang kakao sudah bekerja sama dengan kelompok tani. Perusahaan-perusahaan ini mendampingi petani dan hasil produksi kemudian mereka beli sesuai harga pasaran.
" Selain itu petani juga tidak khawatir dengan persoalan harga anjlok misalnya, karena ada perusahaan yang bersedia membeli hasil bumi mereka," tutur Rahmatia.
Dia menilai, keterlibatan pemerintah dan perusahaan sebagai mitra kerja sangat membantu petani dari berbagai aspek, salah satunya yakni pemasaran termasuk dukungan dan intervensi sarana dan prasarana penunjang produksi.
"Pupuk NPK sudah dirancang khusus untuk tanaman kakao, sehingga petani tidak perlu mencari pupuk pendamping. Cukup dengan satu jenis khasiatnya sudah menyeluruh mulai dari menanam hingga musim panen," katanya.
"Pupuk salah satu komponen penting dalam meningkatkan produktivitas kakao, dan tentunya menjadi kebutuhan petani," kata Pejabat Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Parimo Rahmatia, di Parigi, Rabu.
Dia menjelaskan, pupuk NPK sebanyak 3.250 ton itu merupakan hasil pembicaraan Dinas TPHP Parigi Moutong dengan PT Cocoa Sustainability Partnership (CSP) yang merupakan mitra, mengingat petani kakao mengalami kesulitan memperoleh pupuk.
Namun, ketika petani melakukan penebusan pupuk kepada perusahaan, data kelompok tani (poktan) terbaca dalam sebuah sistem aplikasi masih dominan sektor perkebunan secara umum, belum tertata secara spesifik poktan kakao.
"Agar proses penebusan tidak menjadi kendala, kami menyosialisasikan kepada kelompok petani supaya memperbaiki data bersama, karena kuota pupuk yang diberikan PT CSP khusus dirancang untuk tanaman kakao," ujar Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas TPHP Parimo itu.
Sektor pertanian dan perkebunan, hingga kini masih menjadi andalan Pemkab Parimo yang berkontribusi besar terhadap peningkatan perekonomian daerah dari berbagai komoditas tanaman.
Oleh karena itu, kakao yang menjadi salah satu komoditas primadona pada sub sektor perkebunan di kabupaten tersebut terus didorong, salah satunya yakni ketersediaan pupuk agar kualitas dan produksi lebih baik.
Saat ini ada tiga perusahaan di bidang kakao sudah bekerja sama dengan kelompok tani. Perusahaan-perusahaan ini mendampingi petani dan hasil produksi kemudian mereka beli sesuai harga pasaran.
" Selain itu petani juga tidak khawatir dengan persoalan harga anjlok misalnya, karena ada perusahaan yang bersedia membeli hasil bumi mereka," tutur Rahmatia.
Dia menilai, keterlibatan pemerintah dan perusahaan sebagai mitra kerja sangat membantu petani dari berbagai aspek, salah satunya yakni pemasaran termasuk dukungan dan intervensi sarana dan prasarana penunjang produksi.
"Pupuk NPK sudah dirancang khusus untuk tanaman kakao, sehingga petani tidak perlu mencari pupuk pendamping. Cukup dengan satu jenis khasiatnya sudah menyeluruh mulai dari menanam hingga musim panen," katanya.